kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gas bumi menjadi salah satu kunci penggerak ekonomi


Kamis, 19 Desember 2019 / 21:07 WIB
Gas bumi menjadi salah satu kunci penggerak ekonomi
ILUSTRASI. Pekerja memasukkan gas LPG kedalam tabung 3 kg di Stasiun Pengisian Bahan Bakar LPG Makassar di kawasan Terminal BBM Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/10). Setiap hari terminal tersebut memproduksi 22 ribu tabung 3 kg berisi gas dengan kapasitas 60-70


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, pasar dan investasi gas bumi akan tumbuh signifikan. Hal itu didorong oleh meningkatnya pemanfaatan gas baik untuk kebutuhan industri, rumah tangga, maupun kelistrikan.

"Penggunaan gas bumi saya kira sangat penting. Dengan potensi (ketersediaan) yang besar, serta program bauran energi ke depannya. Investasi di sektor hilir gas bumi saya kira akan potensial sekali," ungkapnya.

Industri hilir gas pun menangkap peluang tersebut. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, salah satunya. Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama optimistis potensi pasar di tahun 2020 akan potensial, sehingga akan berdampak positif terhadap emiten plat merah berkode PGAS tersebut.

Baca Juga: Indonesia on track for budget deficit of 2.2% of GDP in 2019

"Sehubungan dengan program pemerintah untuk menekan deficit neraca migas dan perdagangan, diharapkan pemanfaatan gas bumi akan meningkat termasuk secara kinerja keuangan," ungkapnya.

Sesuai dengan posisinya sebagai sub holding gas BUMN, sambung Rachmat, PGAS berperan untuk mengelola bisnis midstream dan downstream (hilir) gas bumi nasional.

Untuk itu, PGAS akan melanjutkan proyek strategis di tahun depan. Antara lain dengan pengembangan jaringan gas (jargas) kota mandiri lebih dari 630.000 sambungan rumah tangga (SR) dengan target volume 25 bbtud. "Pada tahun 2020, sebanyak 50.000 SR. Sisanya akan dikembangkan pada tahun 2021," jelas Rachmat.

Baca Juga: Tingkatkan produksi, Pertamina EP raih laba sebesar US$ 604 juta

Selain itu, PGAS juga akan membangun jargas rumah tangga dengan alokasi sebesar 10 bbutd sebanyak 226.000 sambungan di 49 kabupaten/kota melalui dana APBN.

Rachmat bilang, pembangunan tersebut ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk pelanggan rumah tangga, mengurangi beban subsidi, dan mengurangi impor LPG sekitar 0.24 Juta ton.

Untuk menunjang agenda bisnis hilir ini, PGAS pun optimistis ada penambahan sekitar 100 calon pelanggan komersial dan industri di tahun 2020 dengan potensi volume sebesar 25-30 bbtud.

Baca Juga: Realisasi Kredit Ekspor Impor, BBNI dan BBCA Berbeda Jalan premium

"PGN juga akan melaksanakan untuk program optimalisasi atau restrukturisasi bisnis yang terdiri dari rencana langkah-langkah untuk memperbaiki dan atau memperkuat kondisi finansial dalam satu tahun ke depan," ungkap Rachmat.

Selain PGAS, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) yakin pasar dan penggunaan gas bumi kian menjanjikan. Buktinya, Direktur Utama AGII Rachmat Harsono memproyeksikan, hingga tutup tahun nanti, pendapatan AGII dapat tumbuh 10%-14% (yoy).

Untuk tahun 2020, Rachmat juga menargetkan AGII dapat meraih pertumbuhan pendapatan sekitar 10% (yoy). “Laba perusahaan juga kami targetkan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan,” ujarnya.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Terseret Penurunan Impor premium

AGII pun akan tetap mengandalkan penjualan gas di sektor ritel untuk menopang kinerjanya di tahun depan. Segmen bisnis tersebut memang cukup dominan dalam pendapatan perusahaan.

Salah satu upaya yang dilakukan AGII untuk mendorong kinerja penjualan gas di sektor ritel adalah melakukan penetrasi yang menyasar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×