Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Unit penampungan dan regasifikasi terapung atau floating storage and regasification unit (FSRU) Jawa Barat mulai mengalirkan gas untuk Pembangkit Listrik Muara Karang mulai 24 Mei lalu.
“Kemarin (24/5) gas sudah mengalir dari pukul 17.00 WIB,” kata Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PT PLN (Persero) Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Jumat (25/5).
Tetapi, pasokan pertama tersebut belum maksimal. Aliran gas tersebut baru dalam tahap commissioning dengan pasokan berkisar 30-50 juta kaki kubik per hari (mmscfd). “Mudah-mudahan ini berjalan lancar dan pasokan makin naik hingga 165 mmscfd,” jelas Suryadi.
Pasokan gas sebesar 30-50 mmscfd akan bertahan selama dua minggu tahap awal proses commissioning. Sesuai kontrak, pasokan bertahap membesar menjadi 140 mmscfd dan total mencapai 200 mmscfd pada Juni nanti.
Walau gas sudah mengalir, PLN dan Nusantara Regas sebagai operator FSRU Jawa Barat justru belum menyepakati harga gas itu. Sejauh ini, keduanya baru menyepakati formula yang akan dipakai untuk menentukan harga, yaitu 11% harga minyak mentah Indonesia dikalikan 1 ditambah boil of gas (BOG) ditambah alfa. Sayang, keduanya belum menyepakati besaran alfa yang dipakai patokan.
“Untuk sementara kami tidak memakai alfa-nya dulu sampai kita sepakat berapa alfanya,” kata Suryadi. PLN menginginkan agar besaran alfa normal yaitu US$ 1,8 per juta mmbtu. Sehingga, harga akhir gas dari FSRU Jawa Barat bisa US$ 13 per mmbtu dengan asumsi ICP sebesar US$ 105 per barel.
“Sekarang kita masih rapat-rapat untuk menentukan alfa. Semoga Mei ini bisa diputuskan,” tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News