Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
MOSCOW. Kontrak gandum meningkat untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir ini di Chicago di tengah spekulasi bahwa eksportir di kawasan Laut Hitam kemungkinan akan mengikuti Rusia untuk menahan ekspor gandum mereka. Terang saja, hal ini akan menggerus suplai ke sejumlah negara pengimpor termasuk Mesir.
Harga kontrak gandum untuk pengiriman Desember naik 1,9% menjadi US$ 7,4075 per bushel.
Mesir, negara pengimpor gandum terbesar di dunia, kini memburu setidaknya 55.000 ton untuk dikirimkan antara 10 September hingga 25 September 2010 mendatang melalui mekanisme tender. Hal ini dinyatakan oleh Nomani Nomani, Vice Chairman General Authority for Supply Commodities.
"Kita akan terus melihat volatilitas harga gandum saban hari dalam beberapa minggu ke depan sampai kita bisa mendapatkan gagasan lain atas panenan gandum di Kazakhstan, Canada dan Western Australia," kata Michael Pitts, Director for Commodity Sales National Australia Bank Ltd.
Pitts menilai, silang sengkarut soal gandum ini kemungkinan akan lebih mencolok dalam hal ketidakpastian lantaran peristiwa yang terjadi belakangan dan dampaknya terhadap eksportir negara-negara Laut Hitam.
Rusia, negara penghasil gandum ketiga terbesar di dunia untuk periode tahun gandum 2009-2010, kemungkinan akan mendapatkan cuaca yang buruk yang bakal berkelanjutan sehingga berdampak pada panenan yang terlambat. Hitungan di atas kertas, keterlambatan panenan ini sekitar lebih dari 10 hari. Musim kering yang paling buruk ini terjadi untuk yang pertama kalinya dalam setengah abad ini sehingga membikin hasil panenan nasional pun terkikis.
Pada 5 Agustus 2010 lalu, Rusia menegaskan bahwa pihaknya menahan ekspor gandum mulai 15 Agustus 2010 hingga akhir tahun mendatang untuk menambal harga gandum domestik yang sudah melonjak sekitar 19% pada minggu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News