kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

PLN Butuh Dana Rp 2.300 Triliun Untuk Dorong Kelistrikan EBT dan Gas Sampai 2040


Kamis, 07 Maret 2024 / 05:40 WIB
PLN Butuh Dana Rp 2.300 Triliun Untuk Dorong Kelistrikan EBT dan Gas Sampai 2040
ILUSTRASI. Pekerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau SIG melakukan perawatan solar panel berkapasitas 10 kWp di Pabrik Tuban, Jawa Timur (19/9/2023). SIG dan PLN berkolaborasi mendorong penggunaan listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di area operasi SIG sebagai upaya menurunkan emisi karbon. PLN siap memfasilitasi SIG untuk go green, dengan meningkatkan porsi listrik SIG dari sumber yang ramah lingkungan. (Foto Dok. SIG)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan investasi hingga US$ 152 miliar atau setara Rp 2.300 triliun untuk mengejar target penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Gas sebanyak 80 GW sampai 2040 mendatang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN telah menyelaraskan rencana pengembangan ketenagalistrikan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

"Nah, karena RUKN dengan RUPTL ini akur, bapak ibu ingin mendengar ya barangkali bocorannya seperti apa. Pertama, sampai 2040 penambahan kapasitas pembangkit totalnya sekitar 80 GW (terdiri dari) 75% berbasis pada EBT dan 25% berbasis gas," kata Darmawan dalam Road to PLN Investment Day 2024, Rabu (6/4).

Baca Juga: PLN Ungkap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik EBT Masih Mahal

Darmawan menjelaskan, sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik dimana penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sudah tidak lagi masuk dalam RUPTL maka PLN akan mengandalkan pembangkit berbasis air, gas dan panas bumi sebagai baseload.

Sayangnya, pengembangan tiga jenis pembangkit ini dihadapkan pada tantangan jarak antara sumber pasokan energi dengan pusat permintaan listrik yang tergolong jauh. Untuk itu, dibutuhkan investasi pada infrastruktur ketenagalistrikan khususnya transmisi agar dapat memenuhi kebutuhan listrik.

"Maka kalau kita melihat seperti itu dengan terpaksa ini akan ada pembangunan transmisi dalam skala yang sangat besar namanya Green Enabling Transmission.

Baca Juga: Butuh Dana Rp 50 Triliun untuk Bangun Infrastruktur Cadangan Penyangga Energi

"Price tagnya dihitung kemarin sekitar US$ 152 miliar sekitar Rp 2.300 triliun antara hari ini sampai 2040," sambung Darmawan.

Darmawan menjelaskan, kebutuhan investasi ini termasuk untuk membangun transmisi dengan total jarak mencapai 47.000 km serta pembangunan smart grid. Kemudian penambahan kapasitas pembangkit sekitar 30 GW untuk air dan panas bumi dan 28 GW untuk angin dan surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×