kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,57   4,24   0.47%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gempa tak membikin pabrik SMGR di Aceh goyah


Selasa, 13 Desember 2016 / 12:01 WIB
Gempa tak membikin pabrik SMGR di Aceh goyah


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Gempa yang melanda Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tidak menganggu rencana produsen semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk membangun pabrik di wilayah tersebut. Manajemen Semen Indonesia tetap akan melanjutkan pembangunan pabrik semen mereka.

Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia Tbk mengatakan, pembangunan pabrik akan berlanjut sesuai rencana karena gempa tidak berdampak ke proyek mereka. Apalagi, rencana pembangunan pabrik milik semen milik perusahaan berkode saham SMGR tersebut belum memasuki proses konstruksi.

“Jadi tak ada masalah, gempa tidak mempengaruhi jadwal pembangunan pabrik kami,” tandas Agung kepada KONTAN, Senin (12/12).

Dalam rencana SMGR, pembangunan pabrik semen di Pidie tersebut rampung tahun 2020. Adapun saat ini, pembangunan pabrik baru memasuki tahap pemasangan pondasi dan juga penyelesaian land clearing lahan. Sehingga, rentetan gempa di Pidie tidak berdampak negatif dalam pembangunan pabrik itu.

Selain meneruskan pembangunan pabrik di Pidie, Agung bilang akan melanjutkan proses pembangunan konstruksi pabrik di Rembang Jawa Tengah. Namun untuk pabrik di Rembang menunggu kepastian perubahan perizinan. Saat ini, Semen Indonesia menunggu perubahan status penerima izin penambangan di lokasi pabrik semen tersebut. 

Pada izin awal pembangunan pabrik semen di Gresik, perusahaan yang terdaftar sebagai penambang adalah PT Semen Gresik. Karena Semen Gresik sudah melebur dan menjadi anak usaha PT Semen Indonesia, maka Agung bilang akan ada perubahan penerima izin.

“Izin penambangan atas nama Semen Gresik dicabut, kemudian diganti dengan izin tambang baru atas nama PT Semen Indonesia,” jelas Agung.

Agung memastikan secara hukum PT Semen Indonesia bisa melakukan aktivitas penambangan di Rembang. Akan tetapi, aktivitas penambangan baru bisa jalan, setelah perusahaan telah merampungkan semua urusan perizinan tersebut.

Selain perubahan perusahaan penerima perizinan, Agung bilang akan ada perubahan luas area tambang. Jika semula luas lahannya tambangnya ditetapkan 520 hektare (ha), nantinya akan mengecil menjadi hanya 300 ha saja.

Meski masih menunggu perubahan perizinan, manajemen Semen Indonesia memastikan, pembangunan pabrik semen di Kendeng, Rembang, Jawa Tengah tetap berlanjut sesuai dengan rencana awal atau rampung tahun 2017.

Meski beberapa waktu lalu pembangunan semen di Rembang tersebut kalah dalam perkara peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA), namun manajemen Semen Indonesia optimistis pabrik bisa beroperasi tepat waktu.

Agung bilang, tahun depan manajemen Semen Indonesia mengalokasikan belanja modal Rp 6 triliun untuk menyelesaikan pembangunan semen Rembang serta pembangunan pabrik semen mereka di wilayah Pidie, Aceh.

Catatan Editor:

Berita ini telah direvisi pada Selasa (13/12). Sebelumnya ada kesalahan penulisan di paragraf kelima yang tertulis "Pada izin awal pembangunan pabrik semen di Pidie, perusahaan yang terdaftar sebagai penambang adalah PT Semen Gresik. Karena Semen Gresik sudah melebur dan menjadi anak usaha PT Semen Indonesia, maka Agung bilang akan ada perubahan penerima izin.

Seharusnya konteks penulisan pada paragraf kelima dan seterusnya tersebut terkait dengan izin pembangunan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah bukan izin pembangunan pabrik di Pidie.

Demikian ralat dan revisi berita ini. Kami mohon maaf atas kesalahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×