CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.945   -50,00   -0,31%
  • IDX 7.140   -74,83   -1,04%
  • KOMPAS100 1.092   -10,71   -0,97%
  • LQ45 871   -4,83   -0,55%
  • ISSI 215   -3,21   -1,47%
  • IDX30 447   -1,43   -0,32%
  • IDXHIDIV20 540   0,19   0,03%
  • IDX80 125   -1,23   -0,97%
  • IDXV30 135   -0,31   -0,23%
  • IDXQ30 149   -0,31   -0,21%

Genjot produk herbal, MBTO bangun pabrik Rp 44 M


Senin, 23 April 2012 / 16:52 WIB
Genjot produk herbal, MBTO bangun pabrik Rp 44 M
ILUSTRASI. Investor asing banyak melego saham-saham ini pada perdagangan Senin (19/4)


Reporter: Lili Sunardi | Editor: Dupla Kartini

CIKARANG. Tingginya omzet industri kosmetik dan produk herbal di Indonesia, membuka peluang PT Martina Berto Tbk (MBTO) untuk mengembangkan bisnisnya yang bernuansa ketimuran dan berbahan alami. Untuk itu, MBTO akan segera membangun pabrik ketiganya di lokasi Kebun Djamu Organik milik Martha Tilaar Group seluas 9,5 hektare (Ha).

Bryan David Emil, Direktur Utama MBTO menuturkan, pembangunan pabrik itu untuk memenuhi kebutuhan kosmetik dan jamu domestik, seiring dengan tren penggunaan kosmetik di tengah-tengah masyarakat.

Pabrik yang didirikan dengan izin pabrik jamu tradisional tersebut menelan investasi Rp 44 miliar. Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun ini. “Dana pembangunan pabrik jamu MBTO berasal dari dana IPO sebesar Rp 250 miliar," ujar Bryan seusai peletakan batu pertama pabrik barunya di Cikarang, Senin (23/4).

Pabrik baru itu akan memproduksi 269 ton per tahun, sehingga secara total kapasitas produksi Martina Berto akan meningkat menjadi 6.354 ton per tahun. Dengan dibangunnya pabrik tersebut, perusahaan berharap dapat mencapai pertumbuhan 16% hingga 18% per tahun.

Di 2012, perseroan menargetkan dapat meraih penjualan sebesar Rp 750 miliar, atau tumbuh sekitar 15% dari penjualannya di 2011 yang senilai Rp 680 miliar.

Hingga kuartal 1-2012, MBTO telah membukukan penjualan sebesar Rp 144,7 miliar, atau tumbuh sekitar 10% dibanding penjualannya kuartal pertama di tahun lalu yang hanya Rp 131 miliar. Pertumbuhan tersebut, diikuti dengan pertumbuhan labanya di kuartal 1-2012 yang sebesar 10,3 miliar, tumbuh 6% dibanding labanya di kuartal 1-2011.

MBTO juga telah mengalokasikan Rp 36 miliar sebagai belanja modalnya di 2012. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli mesin produksi dan membangun gerai Martha Tilaar Shop. “Sejumlah Rp 7,8 miliar dari total capex digunakan untuk membeli mesin produksi,” kata investor relation MBTO, Samuel Pranata.

Rencananya, MBTO akan membuka dua gerai Martha Tilaar Shop di Malaysia dan Brunei, setelah Maret 2012 lalu meresmikan gerai keduanya di Singapura. Menurutnya, butuh investasi sekitar US$ 10.000 untuk membangun setiap gerai Martha Tilaar Shop di luar negeri.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, omzet kosmetik di Indonesia pada 2011 mencapai Rp 7 triliun, sementara omzet produk herbal mencapai Rp 11 triliun. Dari jumlah tersebut, MBTO telah menguasai 18% pangsa pasar kosmetik dan 25% dari total pangsa pasar untuk produk herbal.

“Produsen produk herbal dan kosmetik harus mewaspadai Malaysia dan China yang mulai mengincar pasar produk herbal yang besar di indonesia. Karena, saat ini juga telah banyak produk herbal dari China yang masuk secara ilegal ke Indonesia,” katanya.

Dia pun meminta, MBTO mengoptimalkan pelestarian tanaman jamu Indonesia yang mencapai 30.000 jenis tanaman. Pasalnya, hingga kini, Martha Tilaar melalui Kebun Djamu Organiknya baru menanam sekitar 7.000 jenis tanaman jamu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×