Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
Untuk itu, GRP belum memiliki rencana menambah kapasitas produksi ataupun ekspansi pabrik baru dalam waktu dekat ini, agar memaksimalkan space (ruang) yang tersedia.
Sebagai informasi tambahan, GRP juga telah berinvestasi untuk penguatan di sektor hulu. Selain berinvestasi menambah mesin baru LSM sebesar Rp 1 triliun, saat ini GRP melakukan penguatan pada sektor hulu dengan pemasangan mesin Blast Furnace sekitar Rp 3,5 triliun.
Dengan demikian, total investasi GRP untuk menggenjot kapasitas produksi sudah mencapai Rp 4,5 triliun.
Hal tersebut diakui GRP guna mencapai target-target perseroan di tahun ini. Untuk diketahui, dengan ditingkatkannya kapasitas produksi, Gunung Raja Paksi memproyeksikan pendapatan dapat mencapai sekitar US$ 1 miliar- US$ 1,2 miliar di tahun 2022.
Sementara di tahun lalu, GRP hanya mampu membukukan pendapatan senilai US$ 721,80 juta dengan laba bersih senilai US$ 61,89 juta.
GRP menganggarkan belanja modal alias capex sebesar US$ 54 juta- US$ 72 juta di tahun ini. Perseroan mengungkapkan dana tersebut berasal dari kombinasi financing dari bank dan dana kas internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News