kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Genjot Produksi, Gunung Raja Paksi (GRP) Tambah Mesin Baru Senilai Rp 1 Triliun


Kamis, 09 Juni 2022 / 18:51 WIB
Genjot Produksi, Gunung Raja Paksi (GRP) Tambah Mesin Baru Senilai Rp 1 Triliun
ILUSTRASI. Pabrik baja?PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) meresmikan mesin baru Light Section Mill (LSM)  Rp 1 triliun untuk produksi baja jenis H Beam (I-H Section). Dengan langkah tersebut, emiten baja berkode saham GGRP ini menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi jenis baja dari mesin LSM menjadi 980.000 ton.

Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Abedneju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, jika sebelumnya produksi baja profil I dan H Section sebesar 480.000 ton, maka dengan mesin LSM, kapasitas produksi bisa bertambah sebesar 500.000 ton.

“Dengan demikian, total kapasitas produksi GRP untuk baja jenis tersebut menjadi 980.000 ton,” ujar pria yang kerap disapa Argo tersebut, saat peresmian mesin baru di Cikarang, Kamis (9/6).

Seperti diketahui, di tahun ini, Gunung Raja Paksi menargetkan produksi dapat bertumbuh positif. Pada tahun 2022, GRP menargetkan produksi dapat mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun meningkat pesat dari produksi di tahun lalu sebanyak 900.000 ton.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Kian Serius Geluti Bisnis Ekosistem Kendaraan Listrik

Untuk itu, Argo menjelaskan, adanya penambahan mesin LSM tersebut sebagai salah satu upaya perseroan dalam menggenjot kapasitas produksi di tahun ini. Serta, diharapkan menjadi penambahan produksi baja untuk menyuplai kebutuhan domestik.

“Kebutuhan nasional untuk baja profil I dan H Section adalah sekitar 500.000 ton. Artinya, dengan penambahan kapasitas ini, GRP dapat memenuhi pasar dalam negeri dalam jangka waktu 6 sampai 7 tahun, dengan asumsi kenaikan harga baja 6% per tahun,” jelas Argo.

Selain itu, produksi baja dari mesin LSM ini juga menjadi peluang bagi GRP untuk memperkuat penjualan ekspor. Di tahun ini, GRP membidik porsi penjualan ekspor dapat mencapai 20% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5%-6%. 

“Kami melihat suatu kesempatan untuk ekspor juga. Saat ini ekspor di GRP, hanya 5%-6% setiap tahun. Dengan konteks ini, kami melihat pasar Asia, Australia, Eropa. Tapi untuk sementara hanya Asia dan Australia,” tambah Fedaus, Corporate Affair Director Gunung Raja Paksi saat ditemui Kontan.

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) Ekspansi Pelayanan Jasa Kapal Tunda di Nipa, Batam

Fedaus optimistis porsi penjualan ekspor dapat meningkat menjadi 20%. Optimisme tersebut muncul karena market ekspor saat ini dinilai agak terganggu. Selain adanya perang Rusia dan Ukraina yang membuat pasokan terganggu sehingga mempengaruhi lonjakan naiknya harga baja, aktivitas Cina yang melakukan rem ekspor juga menjadi peluang bagi GRP raup untung dari pasar ekspor.

Ke depan, lanjut Fedaus, GRP akan berusaha memaksimalkan kapasitas produksi yang tersedia untuk mencapai target di tahun ini. Fedaus bilang, perusahaan memiliki total kapasitas produksi sebesar 2,2 juta ton, namun pemakaian utilisasinya hanya 50%.

Untuk itu, GRP belum memiliki rencana menambah kapasitas produksi ataupun ekspansi pabrik baru dalam waktu dekat ini, agar memaksimalkan space (ruang) yang tersedia.

Sebagai informasi tambahan, GRP juga telah berinvestasi untuk penguatan di sektor hulu. Selain berinvestasi menambah mesin baru LSM sebesar Rp 1 triliun, saat ini GRP melakukan penguatan pada sektor hulu dengan pemasangan mesin Blast Furnace sekitar Rp 3,5 triliun.

Dengan demikian, total investasi GRP untuk menggenjot kapasitas produksi sudah mencapai Rp 4,5 triliun.

Hal tersebut diakui GRP guna mencapai target-target perseroan di tahun ini. Untuk diketahui, dengan ditingkatkannya kapasitas produksi, Gunung Raja Paksi memproyeksikan pendapatan dapat mencapai sekitar US$ 1 miliar- US$ 1,2 miliar di tahun 2022.

Sementara di tahun lalu, GRP hanya mampu membukukan pendapatan senilai US$ 721,80 juta dengan laba bersih senilai US$ 61,89 juta.

GRP menganggarkan belanja modal alias capex sebesar US$ 54 juta- US$ 72 juta di tahun ini. Perseroan mengungkapkan dana tersebut berasal dari kombinasi financing dari bank dan dana kas internal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×