Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pebisnis musti pandai mengulik pasar saat bisnis tengah lesu. Seperti dilakukan oleh PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Perusahaan Grup Sinarmas ini menjajaki ekspor Vietnam dan Filipina.
Selama ini, perusahaan tersebut telah mengapalkan batubara ke Malaysia, Thailand dan India. Kini, mereka ingin fokus menggarap pasar kawasan Asia Tenggara.
Sudin Sudirman, Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk, menjelaskan, porsi penjualan batubara perusahaan dengan kode emiten GEMS di Bursa Efek Indonesia ini masih seimbang antara ekspor dan penjualan lokal.
Di segmen ekspor, perusahaan ini mengandalkan tambang batubara di Kalimantan Selatan. Sementara dari pasar lokal, perusahaan ini mengandalkan tambang batubara di Jambi. "Produksi batubara dalam negeri biasanya untuk pembangkit dan beberapa industri," terang Sudin kepada KONTAN, Sabtu (6/2).
Tahun ini, perusahaan tersebut memasang target konservatif dalam produksi batubara. Yakni hanya mempertahankan produksi di kisaran 8,5 juta-8,7 juta ton atau setara dengan realisasi produksi tahun 2015.
Target produksi batubara Golden Energy tahun ini mempertimbangkan dua hal. Pertama, harga batubara dunia yang belum pulih.
Kedua, Golden Energy ingin melakukan efisiensi produksi. Perusahaan tersebut menghentikan aktivitas produksi di tambang batubara Kalimantan Tengah. Tambang batubara tersebut dioperasikan melalui anak usaha PT Trisula Kencana Sakti.
Penghentian operasi tambang Trisula Kencana menjadikan Golden Energy hanya mengandalkan dua sumber tambang saja. Keduanya adalah tambang batubara di Kalimantan Selatan yang beroperasi di bawah PT Borneo Indobara dan tambang batubara di Jambi yang mereka kendalikan melalui PT Kuansing Inti Makmur.
Alhasil, Golden Energy tak memasang target penjualan yang muluk-muluk pada tahun ini. Sebagai gambaran, realisasi penjualan batubara sepanjang tahun lalu diperkirakan 10,5 juta ton. "Semua target tahun ini stabil saja, kalau harga naik pendapatan juga pasti akan naik," ujar Sudin.
Tahun ini Golden Energy menyediakan anggaran belanja modal alias capital expenditure sekitar US$ 15 juta. Dana belanja modal ini berasal dari dari kas internal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News