Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu telemedicine Indonesia, Good Doctor mengumumkan pendanaan terbaru dari WhiteCoat, salah satu penyedia layanan kesehatan dan kebugaran terpadu di Asia Tenggara yang berkantor pusat di Singapura. Hadirnya WhiteCoat akan semakin memperkuat barisan investor Good Doctor.
Investor Good Doctor antara lain Grab, Softbank Vision Fund dan MDI Ventures. Ke depan, Good Doctor dan WhiteCoat juga akan melakukan berbagai kerja sama. Seperti bidang pengembangan produk, teknologi, layanan preventif dan promotif. WhiteCoat sudah melayani ribuan klien korporat di beberapa negara di Asia, seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.
Good Doctor memiliki lebih dari 65 mitra perusahaan asuransi, 8 perusahaan third party administration, lebih dari 3.500 klien korporat, lebih dari 4.000 jaringan partner apotek, dan ribuan mitra dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia.
Chief Executive Officer PT Good Doctor Technology, Danu Wicaksana mengatakan, melalui kolaborasi ini, Good Doctor dapat semakin meningkatkan berbagai inovasi digital untuk meningkatkan standar layananuntuk semua orang di Indonesia. "Baik dari layanan kuratif maupun layanan promotif dan preventif, yang juga selaras dengan arahan dari Kementerian Kesehatan," kata Danu, dalam rilis yang diterima Kontan.co,id, Selasa (15/10).
Baca Juga: Generali Bakal Terus Maksimalkan Potensi Penjualan Asuransi Lewat Kanal Digital
Founder & Chief Executive Officer WhiteCoat, Bryan Koh mengatakan, investasi strategis mereka akan menciptakan sinergi yang kuat antara WhiteCoat dan Good Doctor. "Memungkinkan kami memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk mempercepat inovasi kesehatan dan menyediakan akses perawatan yang tak tertandingi bagi lebih dari 270 juta orang Indonesia. "Bekerja sama dengan mereka untuk memanfaatkan teknologi seperti GenAI, kami akan mampu mendorong transformasi dalam layanan kesehatan dengan cara yang bermakna dan terukur," lanjut Bryan.
Sektor telemedicine di Asia Tenggara memiliki prospek yang sangat cerah karena banyak tantanan yang berkaitan dengan keragaman geografis, demografis, dan infrastruktur kawasan ini. Maka, butuh layanan kesehatan yang lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan efisien. Kebutuhan layanan kesehatan ini dapat dipenuhi oleh telemedisin.
Studi firma riset pasar global Meticulous Research memperkirakan, pasar telemedicine Asia Tenggara mencapai US$ 20,3 miliar pada tahun 2030. Compound annual growth rate (CAGR) sebesar 18,6% dari tahun 2024 sampai 2030.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News