kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Google Cloud membidik pasar korporasi Indonesia


Selasa, 10 Oktober 2017 / 06:10 WIB
Google Cloud membidik pasar korporasi Indonesia


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah merajai pangsa pasar mesin pencari (search engine) dan sistem operasi (OS), Google bakal memacu bisnis Google Cloud. Ini merupakan lini bisnis terbaru yang digadang-gadang menjadi mesin pencetak laba Google di masa depan.

Rick Harshman Managing Director Google Cloud Asia Pacific menyatakan, bisnis Google Cloud bakal dijadikan umbrella product dari sederet produk Google yang sudah ada saat ini semisal G Suite dan Android.  

Sebagai andalan baru mesin pencetak laba, Google Cloud getol ekspansi. Rick bilang, di tahap awal perseroan fokus menggarap pasar korporat sebagai klien. Di pasar Asia misalnya, sejumlah korporasi sudah menjadi pengguna Google Cloud. 

Sebut saja marketplace Carousell, penyedia layanan internet MyRepublic, perusahaan seluler asal Filipina Globe, Singapore Press Holdings dan sebagainya. 

Di Indonesia, sederet perusahaan beken pun menjadi klien Google Cloud. Misalnya saja Traveloka, Gojek, Blackberry Messenger, dan Kurio. "Saat ini perusaahaan hadapi tantangan untuk bergeser atau transformasi ke fase bisnis lanjutan. Ini yang Google Cloud tawarkan: inovasi yang perusahaan mau," ujar Rick sembari berpromosi, beberapa waktu lalu. 

Ainun Najib Head of Data Traveloka mengatakan, pihaknya menggunakan layanan Cloud Datflow dan BigQuery. Traveloka memanfaatkan BigQuery untuk menyimpan data lebih dari 14 hari karena layanan ini menyimpan dan bisa memunculkan analisa secara real time ketika data tersebut dibutuhkan sewaktu-waktu.  

"Google Cloud membantu hal-hal teknis dan memberikan analisa sehingga tim engineer bisa fokus ke hal lain yang lebih krusial," ujar Ainun. 

Rick bilang, Google gencar berinvestasi di pasar Indonesia, khususnya investasi di bidang infrastruktur kabel data. Pasalnya, tantangan di pasar Indonesia dan Asia Pasifik yakni pemahaman atau adopsi perusahaan terhadap Google Cloud masih rendah. 

Atas dasar itulah, di Indonesia Google Cloud menggunakan pendekatan berbasis komunitas untuk meningkatkan pengenalan produk. Rick bilang pihaknya banyak menghabiskan investasi untuk melatih pasar dalam mengadaptasi cloud. 

"Pasar di Indonesia mulai membaik tapi cloud skill masih jarang sehingga adaptasi masih rendah," jelas Rick. Yang jelas, potensi pasar bisnis cloud sangat besar. Sebab saat ini pengguna cloud hanya 5% dari total pasar di dunia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×