Reporter: Merlinda Riska | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Gedung bertingkat masih akan menjadi andalan PT Greenwood Sejahtera Tbk tahun ini. Berbekal tiga proyek highrise, perusahaan dengan kode saham GWSA di Bursa Efek Indonesia itu menargetkan marketing sales alias pendapatan penjualan Rp 2 triliun sepanjang 2015.
Tiga proyek itu, pertama, gedung perkantoran TCC Batavia Tower II di Jakarta. Greenwood sudah mengantongi izin pondasi, jadi bisa segera tancap gas membangun proyek ini. "Kami juga sudah buka penjualan untuk ritel sejak Desember 2014," kata Linda Halim, Sekretaris Perusahaan Greenwood Sejahtera kepada KONTAN, Selasa (6/12).
Penjualan ritel adalah penjualan lantai dalam jumlah yang terbatas, hanya sebagian dari total area per lantai. Maklum, biasanya pengembang properti menjual seluruh area sekaligus per lantai dengan luas bisa sampai 2.000 meter persegi (m²).
Manajemen perusahaan itu belum mau blakblakan perihal jumlah lantai dan luasan TCC Batavia Tower II yang akan mereka bangun. Dengan alasan masih menghitung, Greenwood juga belum mau membeberkan harga jualnya. Yang pasti, Greenwood berencana menjual 60% area perkantoran itu. Lantas, sisanya 40% akan disewakan.
Sebagai gambaran saja, TCC Batavia Tower I, proyek yang sudah lebih dulu dilego tahun lalu, dibanderol dengan harga jual US$ 4.000 per m². Greenwood menjual 80%-90% dari total areanya. Sementara sisanya, 10%-20% disewakan dengan harga US$ 40 per m² per bulan.
Hingga akhir 2014, marketing sales Greenwood tercatat Rp 1,1 triliun. Penjualan ini adalah hasil melego TCC Batavia Tower I. Pencapaian itu sejatinya meleset dari target semula yakni Rp 1,5 triliun.
Linda beralasan, "Belum ada tenant yang cocok dengan harga penawaran kami." Catatan KONTAN, sebelumnya manajemen Greenwood berharap meraih total marketing sales Rp 5 triliun dari melego TCC Batavia Tower I dan TCC Batavia Tower II.
Kedua, gedung perkantoran Capital Square di Surabaya, Jawa Timur. Sama dengan TCC Batavia Tower II, proyek ini juga sudah siap jalan. Catatan KONTAN, investasi proyek ini sekitar Rp 2 triliun.
Total area pengembangan Capital Square adalah Rp 1,4 hektare (ha). Greenwood berencana mendirikan tiga bangunan menara dengan tiga proyek yakni apartemen, perkantoran dan mal.
Dalam hitungan manajemen Greenwood, jika semua proyek laku, mereka bisa mendapatkan marketing sales Rp 3 triliun. Namun, "Pembangunannya bertahap sembari menunggu izinnya," ujar Linda.
Apartemennya sendiri akan berisi 453 unit kamar. Sampai Desember 2014, telah terjual 49 unit kamar apartemen dengan marketing sales Rp 125 miliar.
Belanja lahan
Proyek ketiga adalah, superblok di Duri Kosambi, Jakarta. Greenwood belum bisa memulai proyek ini karena izin pembangunan belum keluar. Kemungkinan, peletakan batu pertama proyek baru dilaksanakan kuartal III-2015 atau kuartal IV-2015. Saat ini, perusahaan itu masih dalam tahap mematangkan desain.
Sambil menunggu izin keluar, Greenwood ingin memperluas area proyek superblok itu. Mereka berencana mengakuisisi lagi lahan dengan luas minimal 2 ha di lokasi yang berdekatan dengan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) itu. Asal tahu saja, perusahaan itu sudah memiliki lahan 5.000 m² di lokasi tersebut.
Pada paparan publik akhir tahun 2014, manajemen Greenwood mengklaim telah menyiapkan dana belanja modal senilai Rp 600 miliar untuk tiga proyek ini. Adapun sumber dana berasal dari internal maupun eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News