kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Grup Astra Mulai Bertransisi dengan Ekspansi ke Bisnis Hijau


Selasa, 07 Juni 2022 / 20:45 WIB
Grup Astra Mulai Bertransisi dengan Ekspansi ke Bisnis Hijau


Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

Pengamat Pasar Modal dan Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menilai, langkah ekspansi Grup Astra untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan berorientasi pada ekonomi hijau sejalan dengan grup-grup perusahaan besar lainnya yang sudah melakukan ekspansi serupa. Tentu saja ekspansi yang dilakukan Astra dilakukan secara bertahap tanpa mengesampingkan bisnis yang sudah mereka jalani selama ini.

Sebagai contoh, Teguh menyebut, Astra masih bisa meraih cuan berlimpah berkat kenaikan harga batubara yang bisnisnya dijalankan oleh Tuah Turangga Agung. Tetapi, hasil keuntungan tersebut tidak digunakan untuk keperluan tambang batubara lagi, melainkan diinvestasikan ke tambang mineral non batubara, atau bahkan ke energi terbarukan.

“Jadi, cuan yang telah didapat justru bisa dipakai Astra untuk mengurangi eksposur batubara,” ungkap dia, Selasa (7/6). 

Begitu pula dengan bisnis otomotif. Astra masih bisa meraih banyak pendapatan dan laba dari penjualan berbagai merek seperti Toyota, Daihatsu, Isuzu, Lexus, hingga kendaraan komersial seperti UD Trucks. Cuan yang diperoleh Astra juga akan diinvestasikan untuk pengembangan industri kendaraan listrik. 

Baca Juga: Ini Alasan Astra International (ASII) Kerek Capex Tahun 2022

Teguh pun menganggap, bukan perkara mudah bagi Grup Astra untuk ikut serta mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pasalnya, populasi mobil dan motor listrik di Indonesia memang masih sangat rendah. Harganya pun belum terjangkau bagi mayoritas masyarakat. Belum lagi, jumlah infrastruktur penunjang seperti charging station belum sebanyak pom bensin untuk kendaraan konvensional. 

“Investasi Astra di sektor kendaraan listrik bakal dobel, yaitu untuk produksi kendaraan dan juga infrastruktur penunjangnya,” terangnya.

Lantas, hal ini memperlihatkan bahwa progres transisi Grup Astra baik terkait diversifikasi di bidang pertambangan maupun otomotif akan berjalan pelan-pelan dengan tujuan jangka panjang, Investasi yang dikeluarkan Astra untuk mewujudkan inisiatif berkelanjutan terebut tentu sangat besar.

Dari situ, investor yang memiliki atau hendak membeli saham Astra perlu bersabar dan memperhatikan faktor tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin kinerja Astra bisa tertekan dan mengalami kerugian secara jangka pendek akibat investasi jor-joran yang dilakukannya.

“Tapi potensi kerugian tersebut tidak signifikan karena Astra tetap bisa mengoptimalkan bisnis yang sudah ada sembari melalui proses transisi bisnis,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×