Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi Maluku mengaku siap memberikan dukungan dalam proses percepatan Blok Masela termasuk soal pengadaan lahan.
Hal ini disampaikan Gubernur Maluku Murad Ismail dalam pertemuannya dengan Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Kepentingan Maluku agar proyek strategis nasional ini bisa berjalan karena akan memberikan multiplier effect (dampak ganda) bagi perekonomian daerah, sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Kita harus optimis, proyek Blok Masela akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan daerah Maluku," jelas Murad dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (9/3).
Baca Juga: Target Produksi Blok Masela Dipercepat
Untuk itu, Murad mengaku siap memberikan dukungan dalam upaya percepatan pembangunan Blok Masela.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bilang pertemuan ini sebagai salah satu langkah positif demi merealisasikan target pembangunan infrastruktur pada 2021 mendatang.
Selain itu, Dwi menjelaskan Pemerintah Provinsi Maluku meyakinkan akan mendukung proses pembebasan lahan dan perizinan yang kerap menjadi momok dalam investasi.
"Contohnya kemarin, waktu kami mengajukan rekomendasi untuk penggunaan lahan kehutanan dari Gubernur Maluku. Kira-kira cuma cuma 1 minggu (selesai). Faster than recommendation," ujar Dwi.
Menurutnya, dengan koordinasi yang cukup baik dengan pihak pemerintah daerah, kemudahan dalam proses pengadaan lahan di proyek Masela didapatkan.
Hal senada diutarakan Murad yang memastikan tidak akan mempersulit proses perizinan, dan akan terlibat dalam upaya pembebasan lahan.
SKK Migas menyampaikan, Gubernur Maluku juga telah memberikan izin bagi penggunaan lahan kehutanan yang akan digunakan untuk pembangunan fasilitas produksi berupa kilang LNG proyek Abadi Blok Masela.
Saat ini, Pemerintah Provinsi melalui Gubernur Maluku telah mengeluarkan rekomendasi lahan seluas 900 hingga 1.000 hektar, diharapkan dapat mengakomodasi pengolahan gas sebesar 9,5 juta ton per annum (MTPA).
Baca Juga: Nantikan tambahan kapasitas kilang, SKK Migas: Indonesia akan jadi pemasok LNG Dunia
Selain fasilitas kilang, Inpex selaku operator Blok Masela juga akan membangun gas pipa untuk kapasitas sebesar 150 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Ke depan, ada empat fasilitas utama yang akan dibangun Inpex.
Saat ini, Inpex masih melakukan survei Amdal di fasilitas kilang LNG di darat dan FPSO (Floating Production Storage and Offloading). Proses survei Amdal sudah dilakukan Inpex sejak November 2019 lalu. Diperkirakan survei Amdal akan rampung dalam setahun mendatang, setelah melalui survei di musim kemarau dan hujan.
Dwi menilai dukungan pemerintah provinsi sebagai upaya positif yang dapat mendorong proyek hulu migas secara keseluruhan.
"Perizinan dan pembebasan lahan bukanlah lagi menjadi momok Investasi. Maka apa yang terjadi di proyek Abadi Masela ini diharapkan dapat meyakinkan Investor, khususnya perusahaan migas kelas dunia untuk menanamkan investasi dan teknologinya di Indonesia. Upaya mewujudkan Visi bersama 1 juta BOPD harus didukung iklim investasi yang baik," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News