kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Gudang Garam (GGRM) Curhat Soal Penindakan Rokok Ilegal


Kamis, 11 September 2025 / 17:43 WIB
Gudang Garam (GGRM) Curhat Soal Penindakan Rokok Ilegal
ILUSTRASI. Gudang Garam (GGRM) akhirnya angkat bicara terkait peredaran rokok ilegal yang makin marak terjadi di Indonesia


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memberikan tanggapan terkait rokok ilegal yang marak beredar di pasar. Gudang Garam berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas untuk memberantas rokok ilegal.

“Gudang Garam merupakan korporasi swasta. Kami juga tidak memiliki aparat atau punya kemampuan untuk melakukan penindakan ataupun pendekatan hukum. Itu sebetulnya porsi pemerintah,” ujar Direktur GGRM Istata Taswin Siddharta dalam Pubex Live 2025, Kamis (11/9/2025).

Menurut Istata, langkah paling ideal untuk menindak rokok ilegal bukanlah penindakan secara hukum ataupun dengan kekerasan.

“Ini boleh dibilang seperti membenturkan aparat (penegak hukum) dengan masyarakat pelaku rokok ilegal. Sangat disayangkan kalau itu terjadi,” tuturnya.

Baca Juga: Manajemen Gudang Garam (GGRM) Angkat Bicara Soal Isu PHK Massal

Pemerintah pun diharapkan bisa menciptakan peraturan cukai yang memungkinkan industri rokok legal bisa pulih dan bisa bersaing dengan industri rokok ilegal.

“Tanpa perubahan peraturan cukai yang memungkinkan industri rokok legal bersaing dengan rokok ilegal, akan sangat sulit untuk menurunkan (memberantas) rokok ilegal,” katanya.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan GGRM Heru Budiman mengatakan, sejak tahun 2024, GGRM masih terus memperbesar segmen produk sigaret kretek tangan (SKT). Ini dilakukan agar bisa ikut berpartisipasi pada permintaan dari masyarakat yang tengah mencari varian rokok murah.

Sebagai gambaran, harga produk SKT secara umum jauh lebih murah dibandingkan sigaret kretek mesin (SKM). Ini lantaran kenaikan cukai yang terjadi sejak tahun 2020 itu lebih banyak di produk SKM.

“Mulai 2024, cukai SKT itu hampir sepertiga dari cukai SKM. Dengan cukai yang jauh lebih rendah, maka harga jual tak perlu terlalu tinggi,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Selain soal cukai SKM yang tinggi, ada masalah lain di mana ada produk SKM tanpa pita cukai atau salah pelekatan. Artinya, cukai produk itu jadi nol.

 

“Konsumen akhirnya tetap lari memilih produk rokok tanpa cukai dibandingkan SKT,” tambah Istata.

GGRM menjual 23,7 miliar batang rokok per semester I 2025, turun 14,9% dari periode sama tahun lalu yang sebanyak 27,8 miliar batang. Rinciannya, 20,1% dari produk SKM HT, 3,4% dari SKT dan SKL, serta 0,1% dari SKM LT.

Selanjutnya: Kemenkeu Guyur Rp 200 Triliun ke Enam Bank Himbara, Ini Rincian dan Peruntukannya

Menarik Dibaca: 8 Cara Mendapatkan Glass Skin ala Korea, Kulit Jadi Sebening Kaca!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×