Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menyatakan bahwa efek El Nino tidak mempengaruhi produktivitas dan harga CPO secara langsung kali ini.
Corporate Secretary Triputra Agro Persada Joni Tjeng menjelaskan, berdasarkan proyeksi BMKG pada tahun 2023 iklim akan cenderung bergerak pada netral dan El Nino. Karena kelapa sawit adalah tanaman tahunan maka dampak El Nino pada produktivitas baru akan dirasakan pada 12 – 24 bulan ke depan yang baru mempengaruhi CPO di masa yang akan datang.
"Pada saat ini harga CPO lebih terpengaruh pada pergerakan harga vegetabe oil dan komoditas global yang lebih sedang mengalami masa recovery setelah peningkatan signifikan pada tahun lalu," jelasnya kepada Kontan, Selasa (2/5).
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Menurun pada Kuartal I 2023, Ini Harapan Triputra Agro (TAPG)
Ia melanjutkan, dalam proses antisipasi adanya kelangkaan minyak yang terjadi, TAPG menilai Pemerintah sudah cukup baik dalam memberikan penanganan.
Ia menilai, Pemerintah melalui kebijakan DMO yang didukung aplikasi SIMIRAH untuk pasokan minyak goreng dan PUJLE untuk distribusi minyak goreng serta program MINYAKITA cukup berhasil mengatasi kelangkaan dan meredam peningkatan harga khususnya pada masa Idul Fitri di mana permintaan dalam negeri untuk pangan berada pada titik tertinggi.
"Harga CPO lokal Dumai pada 28 April 2023 masih berada di Rp10.477/kg (masih di atas Rp10.000/kg) di mana harga ini masih berada pada level harga yang masih relatif tinggi dibandingkan dengan rata-rata pergerakan harga CPO dalam 5 tahun terakhir," ujarnya.
Lebih lanjut, TAPG tahun ini memproyeksikan produksi tandan buah segar (TBS) tumbuh single digit. Joni Tjeng mengatakan bahwa untuk harga tahun ini diharapkan tetap cukup baik, meskipun ada pandangan dari berbagai pakar akan melandai.
Lalu, untuk endukung rencana bisnis tahun ini, TAPG menganggarkan belanja modal alias capex sebesar Rp 900 miliar. Nilai ini dialokasikan untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan karyawan dengan porsi terbesar untuk infrastruktur baik jalan, perumahan, dan mekanisasi.
Ia menambahkan, juga menambah satu unit pabrik kernel oil (PKO) dengan biogas pada semester I tahun ini, yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan memiliki sebesar 300 ton/hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News