Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jaminan ketersediaan pasokan pangan menjadi salah satu tantangan yang bakal dihadapi pada 2023.
Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma mengatakan tantangan ketersediaan pangan tahun depan harus dihadapi dengan optimistis. Pasalnya sepanjang 2022 sudah banyak hal yang dilalui dengan baik.
"Mulai pandemi yang belum berkahir, dilanjutkan dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang belum tahu kapan berakhir, serta bencana alam dimana-mana. Tapi kita sama-sama bersyukur bisa melewatinya dan sudah mau mencapai penghujung tahun 2022,” ucapnya dalam siaran pers, pembukaan KIAT Bogasari Seri-4 yang digelar Rabu (21/12/2022) secara virtual melalui aplikasi Zoom’s Meeting.
KIAT atau Kunci Informasi dan Teknologi adalah program edukasi yang digelar Bogasari secara rutin buat UKM khusus anggota Bogasari Mitra Card (BMC).
Baca Juga: Laba Indofood Turun, Grup Salim Masih Membukukan Rapor Biru Berkat Bumi Resources
Di tahun 2022 ini digelar KIAT Bogasari sebanyak 4 kali dengan beragam topik yang ditujukan untuk menumbuhkembangkan usaha para UKM.
Topik di seri terakhir KIAT 2022 ini adalah Tren Kuliner 2023 yang menghadirkan dua pembicara yakni Kevindra P Soemantri, Editorial Director and Restaurant Editor www.feastin.id dan Wahyu H Prasetyo, Senior Manager Merchandising Bibli.
Topik ini diangkat Bogasari sebagai penutup KIAT 2022 sekaligus bekal bersama memasuki tahun 2023 menghadapi tantangan dan meraih peluang khususnya di sektor kuliner berbasis tepung terigu.
Menurut Erwin, akan terus terjadi perubahan gaya hidup dalam hal makanan dan saat ini 76 % masyarakat cenderung memilih makanan yang lebih sehat. Konsumen makanan berani mengalokasikan uang lebih demi menikmati makanan yang lebih sehat.
Ia melanjutkan sekitar 75% konsumen itu sekarang lebih back to nature (kembali ke alam). Konsumen tertarik untuk mencari sesuatu yang baru dan tidak hanya makanan yang itu-itu saja.
Baca Juga: Laba Indofood Turun, Grup Salim Masih Membukukan Rapor Biru Berkat Bumi Resources
"Ini juga menjadi tantangan bagi kita sebagai pelaku usaha di dunia kuliner," terangnya.
Menurutnya, Bogasari siap berkolaborasi dengan UKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. "Kita harus bersama-sama, karena mega tren itu datang di waktu hampir bersamaan dan bertubi-tubi. Kita harus terus bergandengan tangan agar tetap bisa tumbuh Bersama,” ucap Erwin.
Hal senada ditegaskan Wahyu H Prasetyo, Senior Manager Merchandising Bibli, sebuah plaform E-Commerce yang memiliki jaringan bisnis kuat dengan para UKM.
Ia menegaskan, dari sisi ketenagakerjaan, UMKM menyerap 97 % tenaga kerja dan menghimpun sekitar 60,4% dari total investasi. UMKM dan produk lokalnya tidak hanya harus didampingi dan didigitalkan, namun yang terpenting lagi adalah menjaga keberlanjutannya.
Ia menambahkan, e-commerce menjadi kanal digital yang penting bagi UMKM untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.
Sebanyak 77% UMKM terbantu oleh marketplace dalam memasarkan produknya di masa pandemi Covid 19.
Baca Juga: Beban Naik, Indofood (INDF) Tetap Menarik
Pembicara Kevindra P Soemantri, Editorial Director and Restaurant Editor www.feastin.id mengungkapkan 2 aspek penting yang harus dipahami dalam menyikapi tren kuliner 2023 yakni tren konsumen dan tren makanan.
Ada 3 tren konsumen yakni explorative foodie, cita rasa versus gimmick, dan bersantap di tempat atau dyin in. Exploratove foodie adalah tipe konsumen yang gemar menyantap kuliner-kuliner dengan banyak konsep berbeda dan tidak takut mencoba hal baru.
Konsumen yang satu ini senang mencoba makanan dan minuman di luar kebiasaan mereka, bisa itu genre cuisine, jenis makanan, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News