Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) belum juga melesat. Penambahan smelter masih tersendat. Hingga akhir tahun ini, diproyeksikan hanya ada satu tambahan smelter baru yang beroperasi.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengungkapkan, satu tambahan smelter yang beroperasi di tahun ini adalah smelter nikel milik PT Wanatiara Persada.
Smelter yang mengolah bijih nikel menjadi feronikel ini berlokasi di Maluku Utara, dan sudah beroperasi sejak November 2019.
"Jadi yang benar-benar sudah commissioning di 2019 hanya satu, dari Wanatiara saja," kata Yunus saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (22/12).
Baca Juga: Tahun 2020, underground Freeport Indonesia hasilkan 96.000 ton bijih tembaga dan emas
Tadinya, sambung Yunus, Kementerian ESDM mengharapkan ada tambahan tiga smelter baru yang bisa beroperasi di tahun ini. Namun, dua smelter lainnya harus mengalami pergeseran jadwal operasi ke tahun 2020.
Kedua smelter yang jadwal operasionalnya diundur itu ialah smelter feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara, serta smelter timbal bullion PT Kapuas Prima Citra di Kalimantan Tengah.
Menurut Yunus, sejatinya pembangunan kedua smelter tersebut sudah rampung. Namun, smelter feronikel Antam masih terkendala pasokan listrik sehingga belum bisa beroperasi, sedangkan smelter timbal bullion Kapuas Prima masih menunggu Surat Keputusan (SK) pelepasan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Jadi Antam belum selesai karena persoalan power plant. Sedangkan Kapuas Prima terhalang izin kehutanan belum selesai," jelas Yunus.
Baca Juga: Kementerian ESDM usulkan perusahaan smelter jadi pelanggan premium PLN
Dengan mundurnya jadwal operasi kedua smelter tersebut, Yunus pun menargetkan akan ada empat smelter yang bisa beroperasi pada tahun 2020 mendatang.
Keempat smelter tersebut ialah: (1) smelter nikel Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 64.655 ton Feronikel; (2) smelter timbal PT Kapuas Prima Citra di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah dengan kapasitas produksi 22.924 ton timbal bullion;
(3) smelter nikel PT Arthabumi Sentra Industri di Morowali, Sulawesi Tengah yang akan menghasilkan 72.965 ton Nikel Pig Iron; dan (4) smelter mangan yang dibangun oleh PT Gulf Mangan Grup di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang akan memproduksi 40.379 ton ferromangan.