kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Harga Acuan Batubara Baru Indonesia Ditolak Pembeli China


Kamis, 24 April 2025 / 17:59 WIB
Harga Acuan Batubara Baru Indonesia Ditolak Pembeli China
ILUSTRASI. Upaya Indonesia untuk menetapkan harga acuan baru batubara melalui skema pemerintah belum mendapatkan sambutan positif dari pembeli utama di China. REUTERS/Stringer ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING/JAKARTA. Upaya Indonesia untuk menetapkan harga acuan baru batubara melalui skema pemerintah belum mendapatkan sambutan positif dari pembeli utama di China.

Penolakan ini berpotensi melemahkan posisi Indonesia dalam menentukan nilai ekspor komoditas batubara termal andalannya.

Sejak 1 Maret 2025, pemerintah Indonesia mulai memberlakukan harga acuan baru bernama Harga Batubara Acuan (HBA) sebagai patokan transaksi batubara domestik maupun ekspor, menggantikan peran Indonesian Coal Index (ICI) yang sebelumnya dominan digunakan pasar. Sebelumnya, HBA hanya digunakan sebagai dasar perhitungan royalti.

Baca Juga: Ini Daftar Harga Batubara Acuan Terbaru Periode II Bulan April 2025

Namun, hampir dua bulan sejak diberlakukan, mayoritas pembeli batubara China masih menggunakan skema harga ICI dalam transaksi mereka.

Dua pedagang batubara asal China mengatakan, HBA dinilai kurang transparan, diperbarui lebih jarang, dan harganya lebih tinggi dibanding ICI.

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) juga mengakui bahwa sebagian besar eksportir belum beralih ke HBA karena pembeli merasa lebih nyaman dan familiar dengan mekanisme harga ICI.

"Kami sudah melakukan evaluasi dan sedang mengkaji dampaknya. Setelah selesai, hasilnya akan kami sampaikan ke pimpinan untuk bahan kebijakan," ujar Julian Ambassadur, Direktur di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), saat diminta tanggapan mengenai implementasi HBA melansir Reuters, Kamis (24/4).

Namun ia enggan merinci hasil evaluasi tersebut atau menanggapi rendahnya adopsi HBA.

Indonesia adalah eksportir batubara termal terbesar di dunia, dan ekspornya ke China pada 2024 mencapai nilai US$ 17,2 miliar.

Baca Juga: Penurunan Terjadi pada Setiap Golongan, Berikut HBA Periode Kedua Maret 2025

Namun demikian, Indonesia masih kesulitan memperkuat pengaruh dalam pembentukan harga global, di tengah upaya reformasi sektor pertambangan dan peningkatan hilirisasi sumber daya mineral nasional.

Kebijakan ini semula hanya diterapkan untuk transaksi spot sejak awal Maret, sedangkan kontrak jangka panjang yang sudah berjalan masih tetap menggunakan harga ICI.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai kebijakan ini bertujuan meningkatkan penerimaan eksportir dan negara.

Namun ia memperingatkan bahwa strategi ini dapat menjadi bumerang jika harga yang lebih tinggi mendorong pembeli mencari alternatif lain.

Salah satu perusahaan batubara nasional, yang enggan disebutkan namanya, menyebut harga HBA yang tinggi menyulitkan proses transisi.

“Kami masih pakai ICI untuk penjualan karena harga HBA membuat kami makin rugi,” ungkap sumber tersebut.

Toby Hassall, analis batubara dari LSEG, menambahkan bahwa kebijakan ini dapat mengurangi minat investasi, mengingat banyak produsen batubara saat ini sudah beroperasi dalam kondisi merugi.

Baca Juga: Diprotes Importir China, Dirjen Minerba Tegaskan Tak Ada Penundaan Penerapan HBA

Permintaan Melemah, Harga Tertekan

Di sisi lain, lemahnya permintaan dari China dan India — dua negara pembeli batubara seaborne terbesar dunia — juga melemahkan posisi tawar Indonesia dalam menentukan harga.

Menurut data bea cukai China, impor batubara Negeri Tirai Bambu pada Maret 2025 turun 6% secara tahunan menjadi 38,73 juta ton.

Sementara itu, pengiriman dari Indonesia turun lebih dalam, mencapai penurunan 9%.

Importir utama China, Shenhua Energy, bahkan menghentikan seluruh pembelian batubara impor pada bulan Maret karena stok di pelabuhan yang menumpuk.

Asosiasi CCTD memperkirakan impor batubara China tahun ini akan turun sekitar 2%, sementara analis Guosheng Securities memperkirakan impor batubara termal — yang mendominasi pengiriman batubara Indonesia ke China — bakal turun sekitar 5% dibandingkan 2024.

Selanjutnya: IHSG Turun, Cek Rekomendasi BBNI, DEWA, dan BKSL Untuk Jumat (25/4)

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Hanya 4 Hari Periode 24-27 April 2025, Cek di Sini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×