Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) tengah berupaya menstabilkan harga ayam di peternak pasca jatuh di kisaran Rp 8.000 - Rp 10.000 per kilogram. Salah satu opsi yang tengah dibahas adalah pengurangan produksi Day old chicken Final Stock (DOC FS) broiler sebesar 30% dari populasi telur tetas fertile di seluruh Indonesia.
Rencananya pemerintah juga akan melakukan afkir afkir parent stock (PS) umur 68 minggu atau cutting HE 30%. Upaya afkir dini tersebut tengah digodok pemerintah didiskusikan dengan pelaku usaha. Dalam waktu dekat, keputusan ini akan segera diumumkan.
Langkah pemangkasan DOC FS broiler sebesar 30% ini diharapkan dapat menstabilkan kembali harga ayam di peternak. Untuk itu, langkah pemangkasan ini diawasi tim yang melibatkan unsur Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten dan kota.
Termasuk, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU), Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia.
Sekretaris Jenderal Gopan Sugeng Wahyudi mengatakan, penurunan harga ayam di peternak karena over suplai karena ayam hidup di kandang perusahaan dan di peternakan rakyat membludak.
Menurutnya, hal ini tercermin dari ketersediaan ayam atau DOC yang mencapai 68 juta per pekan. "Padahal kebutuhan anak ayamnya itu sekitar 60 juta per minggu saja," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).
Menurutnya, rencana pemangkasan DOC FS Broiler itu merupakan upaya menselaraskan kebutuhan daging ayam di masyarakat, khususnya daging ayam dengan sediaan DOC. Yang menurutnya hal ini harus seimbang sehingga harga sesuai dengan yang diharapkan peternak.
"Yakni di atas biaya pokok produksi di kisaran Rp 18.500 per kg,"harapnya.
Namun ia mengatakan, saat ini harga ayam di tingkat peternak itu Rp 10.000 per kg, bahkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah sempat menyentuh di harga Rp 6.000 per kg. Akibat penurunan harga ayam ini, peternak menderita luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News