kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.799   31,00   0,18%
  • IDX 6.466   27,65   0,43%
  • KOMPAS100 930   3,88   0,42%
  • LQ45 724   1,20   0,17%
  • ISSI 206   1,42   0,69%
  • IDX30 377   0,91   0,24%
  • IDXHIDIV20 454   -0,12   -0,03%
  • IDX80 105   0,34   0,32%
  • IDXV30 111   0,18   0,16%
  • IDXQ30 123   0,37   0,30%

Harga Ayam Hidup Jatuh Bebas, Peternak Desak Pemerintah Ambil Tindakan


Senin, 21 April 2025 / 06:20 WIB
Harga Ayam Hidup Jatuh Bebas, Peternak Desak Pemerintah Ambil Tindakan
ILUSTRASI. Suasana peternakan ayam di Parigi, Tangerang Selatan, Jumat (26/1/2024). Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menyatakan kenaikan harga pakan akan memiliki dampak luas atas ketersediaan daging ayam. Harga pakan unggas melambung diakibatkan minimnya ketersediaan jagung. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga ayam hidup (livebird) mengalami penurunan tajam, bahkan jatuh jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP).

Kondisi ini membuat para pelaku usaha unggas dan peternakan merugi, karena penurunan harga telah berlangsung selama tiga minggu terakhir.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengungkapkan bahwa harga ayam hidup kini hanya berkisar Rp 11.500 – Rp 12.000 per kilogram, sementara HPP-nya mencapai Rp 17.500 per kilogram.

Baca Juga: Kementan Sebut Harga Ayam Hidup di Indonesia Sedang Terpuruk

“Ini bukan sekadar penurunan margin, tapi murni rugi. Kalau HPP-nya Rp 17.500 dan dijual Rp 12.000, berarti rugi Rp 5.500 per kilo. Kalau berat ayamnya 2 kilogram, rugi Rp 11.000. Bayangkan kalau punya 10.000 kg, tinggal dikalikan saja. Ini pukulan yang luar biasa,” ujar Sugeng kepada Kontan.co.id, Minggu (20/4).

Padahal, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 5 Tahun 2022, Harga Acuan Pembelian (HAP) ayam hidup di tingkat produsen seharusnya berada di kisaran Rp 21.000 hingga Rp 23.000 per kilogram.

Sugeng menjelaskan, anjloknya harga ayam disebabkan oleh kondisi oversupply atau kelebihan pasokan ayam hidup di pasar.

“Memang dari awal sudah diprediksi akan terjadi oversupply. Setelah Lebaran, daya beli juga menurun sehingga permintaan melemah. Pasarnya tidak mampu menyerap produksi yang ada,” jelasnya.

Baca Juga: Momen Ramadan, Pemerintah Pastikan Harga Ayam Tak Lebihi HET Rp 40.000/kg

Kondisi kelebihan pasokan ini juga berdampak pada harga karkas ayam dan telur. Meski begitu, Sugeng menilai dampaknya tidak seburuk yang dirasakan para peternak ayam hidup.

“Harga karkas memang ikut turun, tapi tidak seekstrem ayam hidup. Telur juga agak terganggu. Jadi, penanganan untuk pelaku besar, menengah, dan kecil tentu berbeda-beda,” tambahnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, GOPAN telah melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian.

Sugeng berharap pemerintah bisa turun tangan membantu penyerapan ayam hidup dan telur dari peternak.

Baca Juga: Ada Gangguan Pasokan Akibat Flu Burung, Turki Bakal Ekspor 15.000 Ton Telur ke AS

Salah satu solusi yang diajukan GOPAN adalah melibatkan peternak dan pedagang ayam lokal dalam program pencegahan stunting serta memperkuat penyerapan lewat program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Selanjutnya: Promo Superindo Weekday 21-24 April 2025, Iga Sapi-Molto 1,6 Liter Harga Spesial

Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday 21-24 April 2025, Iga Sapi-Molto 1,6 Liter Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×