kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga bahan pangan dan sayuran terus menanjak


Senin, 28 Januari 2013 / 08:53 WIB
Harga bahan pangan dan sayuran terus menanjak
ILUSTRASI. Fakta-Fakta Menarik di Balik Ekor Kucing.


Reporter: Handoyo, Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Harga bahan pangan dan sayur mayur terus menanjak. Curah hujan yang tinggi di daerah sentra produksi dan gangguan distribusi barang menjadi faktor pendongkrak harga.

Berdasarkan pantauan KONTAN di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harga kebutuhan pokok seperti telur, minyak goreng, kacang-kacangan, daging sapi serta mi instan meningkat. "Lonjakan harga cukup tinggi terjadi pada telur ayam," kata Awal, salah seorang pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Minggu (27/1).

Tren kenaikan harga telur ayam sudah terjadi sejak awal 2013. Saat ini, harga telur di tingkat pedagang mencapai Rp 20.000 per kilogram (kg), naik 11% dari sebelumnya di Rp 18.000 per kg. Harga minyak goreng curah naik 5,2% menjadi Rp 10.000 per kg. Kacang tanah melompat 16,6% menjadi Rp 21.000 per kg. Mi instan juga naik 4% menjadi Rp 52.000 per karton (setara 40 bungkus).

Di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, harga beberapa produk sayuran juga naik. Lonjakan tertinggi terjadi pada tomat, kembang kol, kacang panjang, cabai merah keriting, bawang merah dan bawang putih. Pekan lalu, harga rata-rata tomat Rp 10.250 per kg, melesat 46,43% dibanding minggu sebelumnya. Harga  kembang kol naik 22,36% menjadi Rp 10.750 per kg, kacang panjang naik 16,6% menjadi Rp 6.000 per kg, cabai merah keriting naik 12,21% menjadi Rp 21.000 per kg, bawang merah naik 17,27% menjadi Rp 16.250 per kg, bawang putih naik 14,8% menuju Rp 21.500 per kg.

Di Pasar Cipete Jakarta Selatan, harga kentang naik 50% menjadi Rp 12.000 per kg, harga wortel melonjak 100% menjadi 8.000 per kg. "Hampir seluruh harga sayur mayur naik," kata Suhedi, pedagang di Pasar Cipete.

Pasokan sayur dan buah ke pasar Kramat Jati juga hingga saat ini masih belum normal. Pada pertengahan pekan lalu, pasokan sayur mencapai 1.049 ton-1.129 ton per hari, padahal normalnya 1.200 ton per hari. Bahkan, pasca banjir besar di Jakarta, pasokan anjlok hanya menjadi 959 ton per hari.

Mayoritas suplai cabai di Pasar Kramat Jati berasal dari Jawa Timur seperti Wonosobo dan Banyuwangi. Curah hujan yang tinggi di daerah sentra produksi menjadi kendala para petani memanen hasil produksi. "Harga tidak dapat diprediksi, tergantung kondisi cuaca," kata Sujiman, pedagang sayur Kramat Jati.

Akibat curah hujan tinggi serta terganggunya distribusi barang, kualitas produk sayur menjadi berkurang. Bahkan, kerusakan bisa mencapai 50% dari total barang yang dikirim. Saat kondisi normal, pengiriman produk sayur dari Jatim menuju Jakarta butuh waktu 17 jam-18 jam. Tapi bila ada gangguan distribusi, pengiriman akan lebih lama lagi.

Staf Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati (PISBKJ) Suminto mengatakan, suplai produk segar pada awal tahun ini menyusut. "Pasokan masih belum normal," kata.

Selain cuaca, tingginya harga beberapa produk sayur lantaran tak ada produk impor yang masuk. Suminto mencontohkan, tahun ini belum ada bawang merah impor di pasaran. Tahun lalu, saat seperti ini bawang impor sudah ada di pasar. Sentra bawang seperti Brebes, Tegal, Lumajang, dan Madura hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan di daerah setempat.

Kenaikan harga sayuran diprediksi berlangsung hingga musim hujan berakhir. "Nanti sekitar akhir Februari atau pertengahan Maret, harga mulai normal lagi," kata Rachmat Pambudi, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia.

Pemerintah tengah mendata lahan yang terkena banjir untuk diberi bantuan berupa benih. "Nanti akan diambil cadangan benih nasional," kata Udhoro Kasih Anggoro, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan persoalan pasokan sayur terjadi karena masalah transportasi. Asalkan tak merugikan petani, Menteri Suswono tak mempermasalahkan impor sayur ketika pasokan lokal berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×