kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bulog jadi stabilitator harga kedelai


Rabu, 16 Januari 2013 / 17:25 WIB
Bulog jadi stabilitator harga kedelai
ILUSTRASI. Mata uang dolar Amerika Serikat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Edy Can


JAKARTA. Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) mendapat peran baru. Kali ini, Bulog akan mendapat peran sebagai stabilitator harga kedelai.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, Bulog bisa mengimpor dan membeli kedelai dari petani. Nantinya, peran baru Bulog ini akan ditetapkan lewat peraturan menteri perdagangan.

Peran baru Bulog sesuai dengan rekomendasi Tim Revitalisasi Bulog pada September 2012 lalu. Tim merekmomendasi menerapkan konsep cadangan komoditas sebesarĀ  7%-8% dari kebutuhan dalam negeri. Untuk kebutuhan kedelai sendiri mencapai 2 juta ton per tahun.

Dengan peran baru ini, Hatta mengatakan, Bulog bisa mengantisipasi ketika harga kedelai di pasaran terlampau tinggi. "Hal ini agar para pengrajin tahu dan tempe di dalam negeri bisa tetap hidup," katanya, Rabu (16/1).

Sebaliknya, ketika harga kedelai menurun, Hatta mengatakan Bulog wajib membeli kedelai dari petani supaya kesejahteraannya tetap terjamin. Mengenai besaran kuota impor, Hatta mengatakan hal itu akan diatur oleh menteri perdagangan.

Bulog tidak akan memakai dana cadangan pangan untuk membeli kedelai ini. Sebab, Hatta mengatakan, penggunaan dana cadangan itu merupakan kewenangan Kementerian Pertanian.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Ali Mueso mengaku siap menerima peran baru sebagai stabilitator harga kedelai. Menurutnya, aspek yang perlu diperhatikan Bulog untuk mempersiapkan diri yaitu dari sisi infrastruktur, SDM, dan sistem serta mekanisme kerja baru. Untuk infrastruktur, Bulog sudah menyiapkan gudang penyimpanan sebesar 4 juta ton. Daya serap untuk kedelai sebesar 720.000 ton per tahun.

Ketua Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat Asep Nurdin menyambut positif peran Bulog ini. "Ini akan menjamin stabilnya harga kedelai khususnya kepada pelaku usaha," katanya.

Menurut Asep, pemerintah sebaiknya juga menjadikan Bulog sebagai distributor tunggal kedelai di dalam negeri. Hal ini untuk mengantisipasi persaingan harga khususnya kepada distributor kedelai selain Bulog.

Asep mengatakan, kebijakan menjadikan Bulog sebagai distributor tunggal memang cukup berat karena hal ini yang tidak diinginkan pasar bebas. Namun, Asep memastikan, kebijakan ini akan memperkuat peran Bulog dalam menjaga harga kedelai tetap sesuai untuk mendorong kesejahteraan petani dan perajin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×