kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara mendidih sementara


Jumat, 24 April 2015 / 16:39 WIB
Harga batubara mendidih sementara
ILUSTRASI. Kadar gula darah puasa normal menurut WHO.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Harga batubara tengah membara. Namun kenaikan ini hanya bersifat sementara.

Mengutip Bloomberg, Kamis (23/4), kontrak pengiriman batubara bulan Mei 2015 di ICE Futures Europe berada di level US$ 60,25 per metrik ton. Harga naik 0,92% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga batubara telah merangkak sebesar 4,3%.

Ernie Thrasher, CEO XCoal Energi & Sumber Daya LLC mengatakan, konsumsi batubara Cina masih meningkat, meskipun laju ekspansi mulai tersendat.

Impor bahan bakar telah turun 33% sepanjang Maret dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harga batubara diperdagangkan pada posisi terendah karena penguatan dollar membendung kinerja batubara.

"Tantangan terbesar adalah mencoba menyeimbangkan kembali antara pasokan permintaan. Sebagian besar permintaan berasal dari China. Saat ini, pertumbuhan ekonomi China terlihat moderat," kata Thrasher di Konferensi Energi IHS CERAWeek di Houston, Kamis (23/4).

CEO Peabody Energy Corp, Greg Boyce mengatakan, saat ini China masih dalam tahap memanfaatkan batubara. Negara ini menambahkan kontrol lingkungan untuk pembangkit batubara pada tahun lalu setara dengan seluruh armada Amerika.

Information Energy Administation (IEA) menyebutkan, permintaan batubara sebagai sumber energi terbesar kedua setelah minyak diperkirakan akan meningkat 2,1% per tahun pada tahun 2019. Angka ini lebih rendah dari prediksi awal sebesar 3,3%. Batubara sendiri berkontribusi sebesar 40% dari listrik dunia.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures mengatakan, harga batubara sudah melewati beberapa kali fase kritisnya sejak tahun 2011. Saat ini, harga mencoba pulih dari keterpurukan panjang. Meski mencoba bangkit, namun harga batubara dinilai tidak akan mampu naik atau turun tajam. Batubara masih akan bertahan di area konsolidasi antara US$ 55-US$ 65 per metrik ton.

"Harga batubara masih akan kesulitan reli lantaran outlook ekonomi global yang sedang lesu dan juga penguatan dollar AS," terang Wahyu.

Menurutnya, harga masih memiliki peluang naik terbatas. Adapun faktor yang mampu mendorong harga antara lain buruknya data AS, ketidakpastian kenaikan suku bunga AS, dampak stimulus China dan adanya krisis. Namun kesempatan naik bagi batubara hanya sementara. Selanjutnya, harga kembali tertekan. Itulah pola pergerakan harga selama empat tahun terakhir.

Secara teknikal, harga berada di atas moving average 50 dan 100. Namun berada di bawah moving average 200. Artinya, terbuka kenaikan jangka pendek namun belum mengubah tren penurunan (bearish) jangka panjang. Moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif. Indikator stochastic sudah memasuki area jenuh beli (overbought) di level 99%. Ini menandakan harga bersiap-siap anjlok. Sementara relative strength index (RSI) berada di level 67%. Kondisi ini memungkinkan batubara melanjutkan kenaikan.

Wahyu memprediksi harga batubara sepekan berada di level US$ 55-US$ 65 per metrik ton. Menurutnya, selama harga batubara belum berhasil menembus level US$ 75 per metrik ton maka tren jangka panjang masih bearish. Sementara pergerakan harga yang menembus level support US$ 55 akan membawa harga batubara menuju penurunan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×