kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga batubara terus turun, Adaro dan ABM Investama mengerem produksi


Rabu, 05 Agustus 2020 / 15:12 WIB
Harga batubara terus turun, Adaro dan ABM Investama mengerem produksi
ILUSTRASI. Harga komoditas batubara tengah terpuruk yang ditandai dari anjloknya Harga Batubara Acuan (HBA) dalam lima bulan terakhir.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara tengah terpuruk yang ditandai dari anjloknya Harga Batubara Acuan (HBA) dalam lima bulan terakhir. HBA pada bulan Agustus 2020 tercatat US$ 50,34 per ton, turun 3,49% dibandingkan bulan sebelumnya. HBA bulan Agustus ini masuk ke level terendah sejak tahun 2016.

Perusahaan batubara pun melakukan antisipasi terhadap melemahnya permintaan dan tren penurunan harga batubara ini. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) bahkan telah memilih opsi mengerem laju produksi di tahun ini.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengungkapkan, harga batubara memang tak dapat dikontrol dan sulit diprediksi. Upaya yang bisa dilakukan ialah dengan menjalankan efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis perusahaan.

"Sehingga bisa menghasilkan kinerja operasional yang solid," kata Nadira kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8).

Baca Juga: Lanjutkan penurunan, harga batubara acuan (HBA) Agustus dipatok US$ 50,34 per ton

ADRO telah mengantisipasi penurunan produksi di kisaran 10% dibandingkan realisasi produksi pada 2019 lalu, atau pada kisaran bawah target produksi batubara ADRO di tahun ini yang sekitar 54 juta ton.

Asal tahu saja, realisasi produksi batubara ADRO pada tahun lalu mencapai 58,03 juta ton. Sedangkan di tahun 2020 ini, ADRO menargetkan produksi direntang 54 juta ton-58 juta ton.

"Penurunan ini utamanya pada jenis batubara thermal. Adaro akan berfokus mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," sebut Nadira.

Strategi yang sama ditempuh ABMM yang telah memangkas target produksi batubara di tahun ini. Penurunan produksi direncanakan mencapai 2,8 juta ton atau 19% dari target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2020 yang sebesar 15 juta ton.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengungkapkan, kondisi pasar dan harga batubara yang masih tertekan menjadi pertimbangan utama ABMM menurunkan tingkat produksinya di tahun ini.

Meski begitu, Adrian berharap, harga batubara bisa berangsur naik mulai akhir periode kuartal III 2020. "Naik dan turunnya indeks adalah mekanisme pasar. Kami perkirakan indeks akan mulai naik di akhir kuartal III 2020," kata Adrian.

Adrian menjelaskan, sejatinya ABMM akan menaikkan produksi dari tambang yang berada di Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun pada saat yang bersamaan terjadi penurunan produksi di tambang ABMM di Aceh, yang lebih besar ketimbang kenaikan produksi di tambang Kalsel. Alhasil secara total tetap lebih rendah dari target yang ditetapkan di awal tahun.

Tapi, target produksi batubara ABMM tahun ini tetap masih lebih besar dibandingkan realisasi produksi pada tahun 2019 lalu. Dengan penurunan 19%, maka sepanjang tahun 2020 ini ABMM diproyeksikan mampu memproduksi 12,2 juta ton batubara.

Sedangkan sepanjang tahun lalu, ABMM mencatatkan realisasi produksi batubara sebanyak 11 juta ton. "Jadi lebih tinggi daripada tahun lalu, tapi lebih kecil dari RKAB 2020," kata Adrian.

Kendati sudah ada penurunan produksi, tapi ABMM tetap akan menjalankan strategi efisiensi dan pengendalian biaya. "Yang selalu kami lakukan adalah melakukan cost improvement di lini operasi," imbuh Adrian.

Baca Juga: HBA terus merosot, pemerintah dinilai perlu mengendalikan produksi batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×