kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga bawang merah mahal, ini penyebabnya


Selasa, 23 Juni 2020 / 15:24 WIB
Harga bawang merah mahal, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Pekerja menata bawang merah di Pasar Induk Kemang, Bogor, Selasa (5/5/2020). Kementerian Pertanian berharap panen bawang merah pada bulan Mei 2020 di 18 sentra utama seluas 8.958 hektare?dapat menghasilkan lebih dari 67.000 ton. Produksi sebanyak itu?dapa


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bawang merah masih bertahan tinggi, Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) hingga Selasa (23/6) harga rata-rata bawang merah berkisar Rp 49.150 per kg.

Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari pun mengungkap, kenaikan harga bawang merah dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena beberapa hal.

Baca Juga: Saat pandemi, pemerintah diminta prioritaskan sektor pertanian

Juwari menjelaskan, kenaikan harga ini disebabkan oleh musim tanam yang mundur sejak 2019. Menurutnya, masa tanam bawang merah yang seharusnya dilakukan di Oktober mundur di Desember karena pengaruh curah hujan.

"Karena mundur sampai Desember, akhirnya panen raya mundur menjadi Februari-Maret. Februari-Maret itu curah hujan tinggi, sehingga bawang merah itu banyak yang rusak untuk pertanaman Desember sampai Februari," jelas Juwari kepada Kontan, Senin (22/6).

Karena banyak bawang merah yang rusak, akhirnya benih yang disimpan petani pun berkurang. Tak hanya itu, akibat curah hujan yang tinggi produktivitasnya pun menurun. "Yang biasanya 1 hektare itu bias sampai 12 ton, kali ini hanya 6-7 ton per hektare, sehingga produksi kurang," lanjut Juwari.

Menurut Juwari, benih bawang yang dihasilkan pada Februari-Maret akan ditanam 2 bulan kemudian. Namun, mengingat benih yang dihasilkan di Februari dan Maret pun berkurang maka penanaman di Mei hingga Juni pun ikut berkurang. Dia menyebut, bila dibandingkan Juni tahun lalu dengan Juni 2020, penanaman bawang putih berkurang hingga 40%.

Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) targetkan penjualan tahun ini minimal sama dengan 2019

Meski begitu, Juwari memproyeksi pasokan bawang merah sudah akan kembali normal pada pertengahan Juli hingga Agustus. Menurut dia, produksi yang dihasilkan saat masa tanam bias menghasilkan 12 ton per ha.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×