Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi diperkirakan bakal membuat penjualan mobil turun 10%-15% dari bulan-bulan biasa. Pasar akan mengalami tekanan atau syok selama 4 bulan, untuk kemudian normal lagi.
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra menjelaskan, kenaikkan harga BBM bisa mengakibatkan penurunan penjualan mobil 10%-15%. "Pasar akan syok sesaat. Bakal ada koreksi jangka pendek sampai dengan 4 bulan," ujarnya, Selasa (19/11).
Setelah 4 bulan ke depan, pasar akan kembali stabil. Penurunan penjualan disebabkan karena dengan adanya kenaikan harga BBM, konsumen bakal berhemat dengan mengalihkan uangnya ke hal-hal yang lebih primer.
Soal harga mobil, Amelia bilang tidak menaikkan harga jual. Sebab mobil-mobil yang beredar di pasaran, menggunakan stok lama yang sudah diproduksi. Dalam proses manufaktur perusahaan menggunakan solar industri, jadi tak terpengaruh kenaikkan BBM.
Menurutnya beberapa hal yang mempengaruhi harga jual mobil adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya masih ada beberapa komponen yang impor. Dengan kandungan dalam negeri yang beragam dari 50% sampai 80%, maka ada bahan baku Daihatsu yang diimpor. Selain kenaikan BBM, kebijakan suku bunga juga mempengaruhi harga jual dan angka penjualan perusahaan.
Pada 2014, Daihatsu menargetkan penjualan yang sama seperti tahun ini. "Tahun depan di awal tahun masih akan kena dampak kenaikkan BBM. Ekonomi juga belum kembali melaju, jadi kurang lebih pasar otomotif akan stagnan," ujar Amelia. Perusahaan menargetkan bisa mengempit 15% pangsa pasar dari total penjualan 1,2 juta unit, sama seperti tahun ini.
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor Rahmat Samulo mengatakan, kenaikkan BBM juga berdampak ke penjualan mobil Toyota. "Ada penurunan penjualan 10%-15% untuk sekitar 4 bulan-6 bulan ke depan," ujarnya. Ke depan penjualan akan kembali membaik setelah terbentuk equilibrium baru.
Berdasarkan data Toyota, penjualan mobil sampai dengan Oktober adalah sebesar 343.164 unit, atau mengantungi pangsa pasar sebesar 33% dari total penjualan mobil nasional. Tahun depan perusahaan menargetkan samai capaian penjualan tahun ini yaitu mengantungi 33%-34% dari pangsa pasar, yang sebesar 1,2 juta unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News