kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga BBM turun, harga makanan minuman masih tetap


Kamis, 22 Januari 2015 / 11:43 WIB
Harga BBM turun, harga makanan minuman masih tetap
ILUSTRASI. Yuk simak perbedaan cara bayar tagihan listrik prabayar dan pasca bayar di BCA Mobile!


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) belum mempengaruhi industri makanan dan minuman (mamin). Pengusaha di sektor ini beralasan, harga makanan dan minuman tidak hanya terpengaruh pada faktor biaya transportasi saja. Apalagi ketidakpastian harga BBM juga membuat pasar tidak stabil.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, sampai saat ini harga-harga di industri Mamin belum berubah, walau harga BBM dan bahan pokok di pasaran berangsur turun. "Itu karena industri mamin ini dipengaruhi banyak faktor antara lain, faktor BBM, harga bahan baku, upah pekerja dan kebutuhan energi," ujar Adhi kepada KONTAN, Rabu (21/1).

Saat harga BBM naik, industri mamin juga tidak serta merta ikut mengerek harga. Saat harga BBM naik, industri mamin menahan harga dengan memberikan insentif kepada distributor. Sejauh ini, lanjut Adhi, ongkos distribusi di lapangan masih belum berubah kendati sudah ada penurunan harga BBM.

GAPMMI meminta agar pemerintah dan pengusaha makanan dan minuman duduk bersama membahas kebijakan baru pemerintah yang setiap dua minggu akan mengumumkan perubahan harga BBM. Soalnya, fluktuasi harga BBM tidak kondusif bagi industri sebab pasar tidak stabil. GAPMMI mengusulkan agar dibuat tabel untuk setiap kenaikan dan penurunan harga BBM sebesar Rp 100 per liter, ada patokan baku kenaikan ataupun penurunan sekian persen di industri mamin. 

"Dengan adanya tabel yang mengatur pergerakan harga BBM ini maka tidak perlu lagi dihabis-habiskan waktu untuk membahas dan berdiskusi soal kenaikan harga bahan makanan," imbuh Adhi.

GAPMMI juga meminta kepada pemerintah untuk memangkas biaya atau ongkos logistik di pelabuhan, bandara, dan di jalan raya yang selama ini membebani industri makanan dan minuman. Bila biaya itu dipangkas, maka harga mamin bisa diturunkan dan pasar stabil.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Srie Agustina mengatakan setelah pemerintah menurunkan harga BBM, harga-harga bahan pokok di pasaran mulai turun. Selain itu, penurunan harga bahan pokok ini juga disebabkan dimulainya masa panen di sejumlah sentra produksi seperti di Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Penurunan harga BBM telah mendorong turunnya biaya distribusi secara otomatis," jelasnya. 

Untuk mendorong penurunan harga kebutuhan pokok ini, pemerintah aktif melakukan inspeksi di pasar dan memeriksa gudang yang menjadi stok para pedagang. Pemerintah mewaspadai kemungkinan terjadinya penimbunan bahan pokok yang dilakukan oknum-oknum tertentu untuk keuntungan pribadi. 

Srie menambahkan ada sejumlah faktor penyebab perubahan harga di pasaran yakni antara lain, pasokan dan permintaan barang, logistik dan distribusi, naik turunnya kurs dollar dan spekulasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×