kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.440   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.085   45,02   0,64%
  • KOMPAS100 1.029   7,65   0,75%
  • LQ45 801   5,06   0,64%
  • ISSI 223   1,41   0,64%
  • IDX30 418   3,70   0,89%
  • IDXHIDIV20 498   7,21   1,47%
  • IDX80 116   0,96   0,83%
  • IDXV30 119   2,18   1,87%
  • IDXQ30 137   1,10   0,81%

Harga CPO di pasaran dunia mulai membaik


Selasa, 22 Maret 2016 / 16:53 WIB
Harga CPO di pasaran dunia mulai membaik


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah (CPO) kian membaik. Catatan Bloomberg dari Malaysia Derivative Exchange untuk pengiriman Juni 2016 menunjukkan ada kenaikan tipis 0,52 persen menjadi 2.693 ringgit atau setara 663,46 dollar AS per metrik ton.

Berkaitan dengan hal itu, laman Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), gapki.or.id hari ini mengingatkan agar pergerakan positif ini juga menjadi momentum pengelolaan lahan perkebunan kelapa sawit, khususnya di Sumatera, dari kebakaran lahan.

Berdasarkan pantauan terbaru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Senin (21/3/2016), terdapat tujuh titik panas yang menyebar di tujuh kabupaten di Riau.

Sementara, provinsi tersebut sudah mengalami musim kemarau. Meski, tulis laman tersebut, musim kering tahun ini tidak separah tahun lalu, kewaspadaan seluruh pelaku sawit di sentra sawit perlu ditingkatkan untuk mencegah sekecil apapun terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Tak hanya itu, catatan pengamat lingkungan dan kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ricky Avenzora menunjukkan pentingnya perubahan paradigma conservation for prosperity menjadi prosperity for conservation.

Paradigma prosperity for conservation menurut hemat Ricky membantu rakyat di sekitar perkebunan memunyai kehidupan layak dan makmur. Rakyat didorong melakukan konservasi nyata dan mandiri.

Pada sisi lainnya, perusahaan kelapa sawit serta hutan tanaman industri (HTI) juga disertakan untuk bekerja secara ekonomis dalam menghijaukan lahan telantar dan kawasan hutan yang rusak.

Targetnya harus dengan tingkat keberhasilan yang siginifikan. “Pencapaian kemakmuran (prosperity) itulah yang dibebankan kepada dunia usaha untuk secara kreatif membangun manfaat ekonomi usaha yang bermanfaat bagi kemakmuran rakyat dan ekosistem serta lingkungan secara paralel dan berkelanjutan,” pungkas Ricky Avenzora. (Penulis: Josephus Primus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×