kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO jadi tantangan pengembangan biodiesel


Rabu, 16 Desember 2020 / 19:29 WIB
Harga CPO jadi tantangan pengembangan biodiesel
ILUSTRASI. Produksi CPO. KONTAN/Baihaki/30/8/2020


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pengembangan biodiesel di Indonesia kini menemui tantangan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) yang masih meroket.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengungkapkan jika merujuk regulasi yang ada yakni Permen ESDM Nomor 12/2005 maka pengembangan biodiesel hingga 2025 mendatang masih akan berkutat di B30.

"Ini yang memang ke depan kita akan coba lihat kapan akan masuk ke B40, walaupun dari Presiden harapannya dari smester 2 2020 bisa naik ke B40 dan 2021 naik ke B50," ujar Feby dalam diskusi virtual, Rabu (16/12).

Feby mengakui dampak pandemi covid-19 membuat rencana pengembangan B40 menemui sejumlah kendala antara lain turunnya demand, penurunan harga minyak serta harga CPO yang terjaga dengan baik.

Baca Juga: Sejumlah faktor ini diprediksi akan kerek harga CPO pada 2021

Hal ini diakui membuat terjadinya disparitas harga antara solar dan biodiesel. "Memang kita saat ini agak kewalahan di insentif sehingga 2021 ini tetap dengan B30," kata Feby.

Kendati demikian, ia memastikan saat ini pihaknya tetap melakukan kajian untuk pengembangan B40. Kementerian ESDM menargetkan pada akhir tahun 2020 atau awal tahun depan sudah ada kajian teknis dan ekonomi yang dapat diperoleh.

Feby menjelaskan dengan target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 mendatang, realisasi 2019 baru mencapai 10,9%. Dari capaian tersebut, 7,16% berasal dari Pembangkit listrik EBT sementara dari Bahan Bakar Nabati sebesar 3,74%.

Selanjutnya: Indonesia siapkan dokumen gugatan terkait kebijakan RED II di WTO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×