kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Harga CPO melejit, analis sebut kondisi ini bentuk pemulihan ekonomi


Kamis, 28 Oktober 2021 / 19:16 WIB
Harga CPO melejit, analis sebut kondisi ini bentuk pemulihan ekonomi
ILUSTRASI. Konsumen membeli minyak goreng kemasan di minimarket Tangerang Selatan, Jumat (6/4). Harga CPO melejit, analis sebut kondisi ini bentuk pemulihan ekonomi.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengungkapkan jika Pemerintah dapat menjaga tren kenaikan inflasi agar tetap stabil dan produsen dapat menjaga profit marjin, maka kenaikan harga CPO akan menjadi bentuk pemulihan (recovery) ekonomi.

Sebagai informasi, dalam beberapa pekan terakhir ini harga minyak goreng merangkak naik. Kementerian Perdagangan menyebutkan, penyebabnya adalah kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional.

Sementara itu, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng curah secara nasional di pasar tradisional naik Rp 150 menjadi Rp 16.400 per kg.

"Kenaikan harga CPO pasti berimbas pada kenaikan harga bahan baku produk esensial. Tetapi jika Pemerintah bisa menjaga tren kenaikan inflasi tetap stabil, maka saya pikir fundamental ekonomi domestik bisa tetap terpenuhi dan berkesinambungan. Bagaimana pun ini esensial," tuturnya saat dihubungi oleh Kontan, Kamis (28/10).

Baca Juga: Kemendag teken MoU ekosistem UKM ekspor, targetkan transaksi US$ 12,5 juta

Ia melanjutkan, pemulihan perekonomian di sektor konsumsi yang turut mengalami imbas kenaikan harga juga akan terjadi jika para produsen dapat menjaga profit marjin lebih optimal, walau dengan penyesuaian kenaikan harga.

Ia menilai, walau kenaikan harga CPO saat ini berimbas pada harga turunan komoditas di bawahnya, pangsa pasar domestik dan internasional, masih sangat potensial. Hal ini dilihat dari permintaan yang masih besar pula.

Nafan memaparkan, kenaikan harga CPO ini bisa jadi disebabkan oleh adanya faktor cuaca berupa La Nina yang terjadi pada negara-negara tropis produsen CPO.

"Saya berpikir ada banyak faktor penyebab kenaikan harga CPO ini, namun kita lihat bahwa kenaikan harga tersebut masih dibarengi dengan demand dan inflasi yang kelihatan upsize. Saya pikir ini adalah bentuk recovery perekonomian dan sektor CPO ini pun masih prospektif untuk domestik dan internasional. Jika Pemerintah benar akan tingkatkan penggunaan biodiesel hingga 40% tahun depan, maka tingkat produksi CPO juga diharapkan akan bagus," tutupnya.

Selanjutnya: Harga minyak goreng melonjak tinggi, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×