Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Demi mengantisipasi turunnya minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), Indonesia dan Malaysia sepakat mengatur penyediaan (suplai) CPO. Untuk mekanisme pengaturan suplai CPO tersebut akan ditentukan di kemudian hari.
Suswono, Menteri Pertanian Indonesia mengatakan, kesepakatan ini diambil karena Indonesia dan Malaysia menguasai 90% produksi CPO dunia. Pengaturan mekanisme suplai CPO tersebut bertujuan mencegah harga CPO meluncur turun dan kedua negara mendapatkan harga CPO yang cukup bagus.
"Pertemuan ini bagian dari upaya untuk merespons penurunan harga CPO yang telah berlangsung dari pekan keempat bulan September 2012," ujar Suswono. Penurunan harga kelapa sawit, kata Suswono karena pengaruh krisis global mengakibatkan penurunan permintaan dari China dan Eropa.
Tahun lalu, Malaysia memproduksi CPO mencapai 18,9 juta ton dengan luasan lahan 5 juta ha. Sedangkan tahun ini, diproyeksikan, produksi CPO Malaysia turun jadi 18 juta ton. Sementara itu, di Indonesia, tahun lalu produksinya mencapai 22,5 juta ton dengan luasan lahan mencapai 8,9 juta ha. Tahun ini, Indonesia memproyeksikan produksi CPO naik tipis menjadi 22,6 juta ton.
Tan Sri Bernard Dompok, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia, mengatakan, saat ini harga CPO tidak menggembirakan untuk produsen sawit. Dompok berharap, Indonesia bisa mereview kebijakan bea keluar (BK) CPOP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News