Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Langkah pemerintah menekan impor solar dengan mengoptimalkan Bahan Bakar Nabati (BBN) seperti Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau biodiesel masih menghadapi tantangan harga bahan baku.
Manager Industrial Sales PT Pertamina Patra Niaga Samuel Hamonangan Lubis mengatakan, pelaksanaan program B40 saat ini masih dihadapkan pada tantangan harga FAME sebagai bahan baku biodiesel yang cenderung lebih tinggi dibandingkan harga solar.
Padahal, program B40 dilaksanakan dengan harapan dapat menekan ongkos impor solar. Dengan kondisi ini, penghematan dinilai sulit untuk dilakukan.
"FAME, komponen blending untuk biodiesel ini harganya lebih tinggi dari harga solar. Jadi range-nya hingga dari Oktober rendah sekarang itu di atas Rp 5.000 per liter," ungkap Samuel di Bali, dikutip Minggu (16/2).
Baca Juga: Ekspor CPO Terpangkas Mandatori B40 dan Produksi
Samuel menambahkan, volume impor solar dipastikan semakin menurun dengan implementasi biodiesel sebagai bahan campuran untuk bahan bakar. Terlebih, pada tahun ini pemerintah meningkatkan program ini menjadi B40 dari sebelumnya B35.
Samuel menegaskan, kenaikan harga bahan baku tidak akan mempengaruhi harga produk B40 yang disubsidi. Seperti diketahui, pada tahun ini pemerintah menetapkan kuota subsidi B40 sebesar 7,5 juta kiloliter.
Sementara itu, B40 yang dikhususkan untuk konsumen industri seperti perhotelan, pertambangan, perkebunan dan industri lain dipastikan tidak lagi menerima insentif.
"Sehingga selisih harga itu dibebankan, di-pass-through ke konsumen-konsumen," sambung Samuel.
Baca Juga: B40 Berlaku, Harga CPO Diprediksi Naik Tapi Volume Ekspor Berpotensi Dipangkas
Samuel melanjutkan, dengan asumsi Harga Indeks Pasar (HIP) FAME sebesar Rp 15.000 per liter, maka total kebutuhan anggaran untuk menyerap 15,6 juta kl biodiesel tahun ini mencapai sekitar Rp 230 triliun.
Sementara itu, jika tidak terjadi perubahan pada komponen yang ada, maka total kebutuhan anggaran untuk menyerap 39,04 juta kl biodiesel pada tahun 2026 mencapai sekitar Rp 290 triliun.
Selanjutnya: Presiden Argentina Javier Milei Terancam Pemakzulan akibat Skandal Kripto
Menarik Dibaca: FISIP UI Night Run 2025: Gabungan Olahraga, Hiburan, dan Kegiatan Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News