Reporter: Femi Adi Soempeno |
JAKARTA. Harga gabah pada tingkat petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kembali mengalami kenaikan sejak awal Juni 2010 dari Rp 3200 per kilogram dan kini mencapai Rp 3400 per kilogram. Kenaikan ini dipicu oleh menipisnya persediaan gabah akibat petani baru memasuki musim tanam kedua.
Mumbulnya harga gabah ini tak urung membikin harga beras juga ikut terkerek naik. Harga beras kualitas sedang Rp 4900 per kilogram sekarang Rp 5300 per kilogram. Untuk beras super Rp 5500 perkilogram sekarang Rp 5800 per kilogram. Harga beras tersebut diperkirakan akan naik kembali pada bulan Juli mendatang karena panen belum tiba.
Harga beras di kabupaten Indramayu semakin tinggi karena permintaan dari luar daerah terus meningkat, sehingga permintaan lokal diabakan dan akhirnya pedagang lokal terpaksa mengikuti harga pedagang dari Jakarta. Pada saat permintaan beras keluar daerah meningkat, maka persediaan Beras di Indramayu sering kosong. Pedagang beras besar memilih mengirim beras ke Jakarta karena harga yang lebih tinggi.
Tak hanya di Indramayu, harga beras di Bandarlampung, juga mengalami kenaikan. Sejumlah pedagang Beras di Pasar Tugu Bandarlampung menyebutkan harga beras termurah di daerah itu kini mencapai Rp 5.500/kg. Sementara harga Beras kualitas sedang sekarang berkisar Rp 6.500 – Rp 7.000/kg, dan beras premium Rp 7.500- Rp 8.000/kg.
Harga beras tersebut masih berpotensi naik sehubungan permintaan beras tetap tinggi, sementara panen musim rendeng (basah) telah berlalu. Harga komoditas gabah dan beras di pedesaan di Lampung juga naik, terutama dari pabrik penggilingan gabah.
Asal tahu saja, Lampung nerupakan salah satu penghasil beras utama di Sumatera, dan beras produksi daerah itu banyak dikirimkan ke daerah sekitarnya, seperti Bengkulu, Jambi dan Riau.
Menurut perkiraan Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, produksi beras Lampung pada 2010 sebanyak 2,68 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 5.000 ton (0,2%) dibanding produksi 2009 sebanyak 2,67 juta ton. Sementara produksi 2009 itu naik 14,21% dibanding produksi 2008.
Karena Lampung dipandang sebagai sentra penghasil beras, Bulog Divre Lampung ditargetkan membeli beras sebanyak 135 ribu ton pada 2010, meski target pembelian Beras tahun 2009 tidak berhasil dicapainya. Perum Bulog Divre Lampung baru menyerap 45.738 ton Beras petani hingga 10 Juni dari rencana pembelian 135.000 ton selama 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News