Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
Namun, dalam empat minggu terakhir ini, harga ICI 4 mulai melandai dan menunjukkan tanda-tanda rebound tipis, yaitu berada di sekitar US$ 41.92 per ton pada awal Agustus 2025.
Pergerakan ini mengindikasikan bahwa harga telah mencapai garis support, yang diduga kuat adalah harga pokok produksi bagi sebagian besar produsen". ujar Fathul.
Pasar batubara global saat ini menghadapi tantangan besar karena kelebihan pasokan, yang utamanya didorong oleh peningkatan produksi dari negara-negara seperti China, India, dan Mongolia.
Baca Juga: Membedah Sentimen-Sentimen Utama yang Menekan Harga Komoditas Batubara dan Emitennya
Di sisi lain, Russia juga sering kali menawarkan harga yang lebih kompetitif di pasar Asia. Sementara itu, Australia, sebagai produsen utama, juga terus berupaya merebut pangsa pasar yang ada.
"Meskipun terjadi penurunan harga di semester pertama 2025, kami optimis mengenai prospek ekspor batubara nasional di semester kedua 2025. Tren peningkatan harga batubara Internasional diharapkan terus berlanjut, dimana ICI 4 hingga akhir 2025 diharapkan dapat naik sekitar 10-20% dari harga awal Agustus ini mencapai kisaran US$ 45-48 per ton". tambah Fathul.
Menurutnya, ini akan memberikan sinyal harga (price signal) yang positif bagi para eksportir. Dengan harga yang lebih stabil dan menguntungkan, produsen akan termotivasi untuk meningkatkan kembali volume ekspornya.
Baca Juga: Mengekor Pasar Global, Harga Patokan Batubara Indonesia untuk Ekspor Mulai Menyusut
Dengan asumsi kondisi pasar global tidak mengalami perubahan drastis dan tren kenaikan harga terus berlanjut, Aspebindo memproyeksikan volume ekspor batu bara akan kembali meningkat.
"Ke depannya, kami tetap memantau situasi dengan cermat dan berharap adanya stabilitas harga yang lebih baik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News