Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian telah menugaskan Bulog untuk melakukan impor jagung untuk peternak mandiri sebesar 50.000 - 100.000 ton hingga akhir tahun.
Keputusan ini keluar untuk menanggulangi kenaikan harga pakan yang tidak terbendung dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga produk perunggasan (poultry).
"Ada alokasi untuk peternak kecil, skemanya Bulog yang impor," kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan, Jumat (2/11).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diamirta yang menyebutkan angka impor jagung tersebut sebesar 50.000 - 100.000 ton hingga Desember atau akhir tahun ini. Adapun rincian penugasannya diserahkan kepada Bulog yang menerima penugasan dari Kementerian BUMN.
Ketut menjelaskan penugasan ini untuk menekan harga jagung yang terus melambung. "Jagung kan mahal nih, supaya biar terjangkau misalnya harganya sampai Rp 4000 per kg kan sesuai hpp maka diintervensi," katanya.
Adapun menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 tahun 2018 tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga acuan di penjualan konsumen menetapkan harga jagung berdasarkan tingkat kadar airnya.
Rinciannya, jagung kadar air 15% di dibeli Rp 3.150 per kg dan dijual seharga Rp 4.000 per kg. Kemudian jagung kadar air 20% Rp 3.050 per kg, jagung kadar air 25% Rp 2.850 per kg, jagung kadar air 30% Rp 2.750 per kg dan jagung kadar air 35% Rp 2.500 per kg.
Asal tahu, rakortas tersebut diadakan di Kemko Perekonomian dan dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama Bulog Budi Waseso dan Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto.
Namun demikian saat ditanya, Enggartiasto, Amran maupun Budi Waseso menolak berkomentar terkait pengadaan jagung tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News