Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) memberikan pendampingan untuk para investor jagung dan sapi. Kemtan akan mendukung ketersediaan lahan untuk melakukan pembibitan bagi para investor dengan total lahan yang dibutuhkan.
“Masalah jagung itu, kami terus mendorong semangat petani untuk menanam jagung. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengoneksikan sentra produksi dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan mendorong GPMT bisa bermitra dengan peternakan,” kata Sekjen Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Syukur menegaskan bahwa sambil dirinya mendorong petani kecil untuk menanam jagung, ia juga gencar mengajak sektor swasta untuk berinvestasi di bidang tanaman jagung.
Ia juga menyebut belum lama ini ada perusahaan yang akan melakukan joint venture dengan Thailand yang akan berinvestasi di sektor pertanian dan peternakan.
“Tadi ada yang tertarik untuk investasi juga. Dia akan join venture dengan Thailand. Kita arahkan untuk menggunakan lahan di Banggai Sulawesi. Dia butuh 20 ribu ha di mana 500 ha akan digunakan untuk plasma. Di sana tanah datar luas sekali,” ujarnya.
Selain investor untuk menanam jagung, Syukur juga berusaha untuk menarik investor peternakan. Adapun investor asal Abudabi mengaku tertarik untuk berinvestasi 100.000 ekor sapi di Indonesia.
“Ada juga calon investor dari Abudabi, sekarang kan pemerintah lagi menggenjot peternakan sapi. ia tertarik investasi 100.000 ekor sapi, berarti butuh 50.000 ha. Di mana 1 ha itu bisa diisi 3-4 ekor. Kalau jagung kan butuh tanah datar, tebu juga demikian. Kalau sapi, butuh yang berbukit, salah satunya saya tawarkan di Banggai juga,” ujarnya.
Lebih lanjut Syukur menjelaskan bahwa sejauh ini akan dipetakan berapa total dari lahan yang akan dimanfaatkan untuk kemitraan pertanian jagung dan ternak. Ia juga menyebut bahwa sejauh ini PTPN VIII melakukan destrukturisasi jabatan untuk mempermudah kemitraan ini.
“Mungkin ada 10.000 ha (yang akan dipetakan). Oleh karena itu di struktur organisasinya di sana dia melakukan destrukturisasi, dulu ada divisi tanaman, nanti akan ada divisi tanaman perkebunan dan divisi hortikultura dan tanaman lainnya. Artinya mereka akan melakukan diversifikasi ke perkebunan, hortikultura dan jagung. berarti jagung itu prospektif tidak hanya BUMN namun bermitra dengan petani,” tambahnya.
Kemtan dalam hal ini juga mendukung terkait dengan pemberian bibit untuk perkebunan plasma atau perkebunan rakyat. Hanya saja Syukur tidak mengetahui pasti jumlah bibit yang diserahkan untuk perkebunan inti tersebut.
“Kalau untuk inti mereka mengembangkan sendiri ya, tapi kalau untuk plasma dan mereka membutuhkan bibit dari kita, ya itu tugas kami untuk mendukung mereka,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News