Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Produsen pakan ternak tampaknya belum perlu menaikkan harga pakan saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL) 1 April nanti. Pasalnya, harga jagung, yang merupakan bahan baku pakan ternak saat ini rendah.
Anang Hermanta, Direktur Pemasaran PT Sinta Prima Feedmill menjelaskan, tentu saja pihaknya sudah mulai berhitung mengenai dampaknya bila harga BBM subsidi dan TDL dinaikkan. Namun PT Sinta Prima belum punya rencana menaikan harga jual pakan ternak.
Menurut kalkulasinya, imbas kenaikan BBM tidak terlalu besar terhadap biaya produksi pakan ternak. Dengan demikian dampak terhadap harga jualnya juga tidak akan besar. Soalnya, di industri pakan ternak, pengaruh terbesar dari bahan baku jagung, yang bisa mencapai 90% dari total biaya produksi. Sisanya yang 10% adalah biaya bahan baku lain yaitu bungkil kedelai, bekatul dan biaya transportasi.
Hitungan Anang, bila harga BBM subsidi naik, harga pakan kalau toh naik, paling 1% saja. "Yang paling mencolok mempengaruhi harga pakan adalah harga bahan baku," kata Anang kemarin.
Hal senada juga dikemukakan Desianto Budi Utomo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pakan Indonesia. Ia bilang, jika tarif angkutan naik, misalnya tadinya Rp 25 per kg - Rp 30 per kg menjadi Rp 100 per kg-Rp 200 per kg, masih belum memberatkan pengusaha pakan sehingga harus menaikkan harga.
Seperti ditulis KONTAN, harga jagung saat ini relatif turun karena sedang panen raya. Harga jagung lokal saat ini sekitar Rp 2.500 per kg.
Padahal di awal tahun lalu sekitar Rp 2.800 per kg, sehingga ada penurunan 5,4%. Di beberapa sentra jagung malah bisa di bawah Rp 2.000 per kg.
Produksi Sinta Prima saat ini 30.000 ton per bulan, dimana sekitar 15.000 ton per bulan adalah pakan unggas dan 15.000 ton lainnya pakan ikan dan udang.
Namun tampaknya langkah untuk tidak menaikkan harga jual pakan ini bisa bersifat sementara saja. Soalnya, begitu panen jagung lokal usai, tidak mustahil pabrik pakan ternak akan kembali mengandalkan jagung impor yang harganya lebih mahal.
Maxdeyul Sola, Sekretaris Dewan Jagung Nasional mengatakan, saat ini pasokan jagung memang melimpah. Bulan Februari, panen jagung nasional bisa mencapai 2 juta ton. Sehingga terjadi kelebihan stok yang membuat harga jagung merosot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News