kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga kaca lembaran mulai imbangi kenaikan TDL


Selasa, 15 Juli 2014 / 10:30 WIB
Harga kaca lembaran mulai imbangi kenaikan TDL
ILUSTRASI. AS memberlakukan sanksi terhadap tiga perusahaan di Malaysia dan Singapura karena jual minyak bumi Iran senilai ratusan juta dolar.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) membikin pusing industri kaca. Betapa tidak, TDL adalah komponen penting untuk memproduksi kaca. Karena beban produksi kian mahal, pelaku industri kaca memutuskan menaikkan harga jual tahun ini.

Salah satu jenis kaca yang mengalami kenaikan adalah kaca lembaran. "Rata-rata kenaikannya 7,5%–9% ," ujar Yustinus Gunawan, Ketua III Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) kepada KONTAN, Senin (14/7).

Pengenaan harga baru untuk kaca lembaran itu beragam, ada yang berlaku mulai Mei 2014 lalu dan ada yang berlaku bulan Juli ini. "Tergantung strategi dari perusahaannya," jelas Yustinus.

Yang pasti, kenaikan harga tersebut dilakukan untuk menutup kenaikan beban produksi yang ditimbulkan kenaikan beban TDL. Sebab, komponen energi merupakan komponen produksi terbesar memproduksi kaca lembaran.

Komponen energi itu terdiri dari listrik dan gas alam. Mengacu kenaikan tarif listrik bulan Mei–Juli saja, pelaku industri kaca lembaran mengalami kenaikan biaya produksi sebesar 7,5%-9%.

Sejatinya, pelaku industri kaca lembaran juga tak menghendaki adanya kenaikan harga jual. Alasannya adalah, dampak kenaikan harga bisa mengganggu pertumbuhan bisnis dan daya saing.

Walaupun terbebani kenaikan TDL, namun industri ini tak mau minta insentif kepada pemerintah. Sebab, Yustinus tak percaya insentif pemerintah bisa berdampak positif bagi industri lembaran kaca.

Asal tahu saja, di semester pertama tahun ini, industri kaca mencatat produksi 580.000 ton. Jumlah itu tumbuh 5,5%-6% dari periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan karena kenaikan volume produksi," kata Yustinus.

Soal berapa nilainya, Yustinus masih enggan menyebut angkanya. Yang pasti kata dia, pertumbuhan industri kaca lembaran sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif dan properti.

Pasalnya, kedua sektor itulah yang menjadi segmen pasar kaca lembaran. Untuk industri otomotif, kaca lembaran dipasang untuk kaca mobil, spion. Sedangkan di sektor properti, kaca di pasang untuk rumah dan dekoratif.

Catatan saja, kapasitas produksi industri kaca nasional tahun ini tercatat 1,45 juta ton per tahun. Adapun kapasitas terpasang produksi baru mencapai 80%-85%.

Meski kapasitas produksi belum maksimal, ke depannya industri kaca membutuhkan investasi baru. Sebab, kapasitas produksi kaca akan penuh 100% dalam 2-3 tahun mendatang. "Investasi sangat perlu, jika tidak pertumbuhan industri stagnan," terang Yustinus.

Asal tahu saja, tahun ini industri kaca lembaran menargetkan produksi 1,2 juta ton - 1,25 juta ton atau tumbuh 5% dari produksi 2013 sebesar 1,175 juta ton. Sebesar 65% dari produksi memenuhi pasar domestik, dan 35% pasar ekspor ke Asia, Timur Tengah, Australia, dan beberapa ke Eropa serta Amerika Serikat.

Asal tahu saja, 98% pasar kaca lembaran domestik dipasok industri domestik, dan sisanya sebesar 2% dipasok oleh produk impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×