Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga biji kakao bakal meroket pada kisaran US$ 2.700-US$ 3.000 per ton untuk tiga bulan mendatang, lantaran tingginya permintaan. Posisi itu merupakan peningkatan dari harga internasional saat ini yang sekitar US$ 2.000 per ton.
"Permintaan terus naik di tahun depan dan investasi baru di sektor hilir juga banyak," ucap Sekretaris Eksekutif Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Firman Bakri, Kamis (22/12).
Untuk dalam negeri saja, petani kakao hanya bisa mengalokasikan 207.000 ton dari produksi total sebesar 420.000 ton pada 2011 untuk industri pengolahan.
Produksi tahun ini merosot dari realisasi tahun lalu sebesar 575.000 ton. Selama tiga tahun terakhir produksi kakao dalam negeri mengalami kesulitan akibat cuaca yang tidak bersahabat. Imbasnya banyak pohon kakao yang tidak berbuah.
Kira-kira, tahun depan produksi kakao di dalam negeri akan meningkat hingga 500.000 ton dengan dibarengi serapan industri pengolahan sekitar 250.000 ton. Sisanya, bakal menjadi alokasi pasar ekspor.
Sebenarnya, industri pengolahan dalam negeri memiliki kapasitas produksi sebesar 600.000 ton. Namun, lantaran tidak mendapat pasokan yang cukup maka produksi pada tahun ini hanya terealisasi sekitar 240.000 ton.
"Tapi sepertinya investasi baru dan ekspansi pabrik pengolahan kakao bakal meningkatkan serapan. Itu bakal berkontribusi terhadap membaiknya harga kakao dalam tiga bulan mendatang," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News