kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga karet melar karena produksi karet alam mengkeret


Senin, 13 Desember 2010 / 20:30 WIB
Harga karet melar karena produksi karet alam mengkeret


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga karet mencapai rekor tertingginya. Berdasarkan data Bloomberg, harga karet di Bursa Tokyo Commodity untuk pengiriman Januari 2011 ada di level 380,40 yen per kilogram.

Kenaikan harga karet ini dipicu oleh tingginya curah hujan yang membuat produksi karet alam di Asia Tenggara, dimana merupakan wilayah yang memiliki produsen karet terbesar di dunia mengalami penurunan. Sementara itu, permintaan karet alam dari India dan China justru terus melonjak.

Ketua Dewan Karet Indonesia Azis Pane menyatakan kenaikan harga karet dunia ini disebabkan oleh menurunnya suplai karet alam dari beberapa negara penghasil karet. "Ditambah lagi, akibat banjir, hasil produksi karet alam di Thailand tidak bisa diangkut ke luar daerah dan tidak bisa diekspor," katanya kepada KONTAN Senin (13/12).

Padahal, selama ini Thailand adalah produsen karet alam terbesar di dunia. Azis menambahkan, menurunnya suplai karet alam dunia ini juga disebabkan karena penyelundupan karet alam dari Kalimantan ke Serawak, Malaysia sudah mulai dihentikan oleh pemerintah Indonesia. Sehingga, "Suplai karet alam yang dianggap berasal dari Malaysia juga menurun, dan ini mendongkrak harga karet alam" katanya.

Azis menceritakan, di luar eskspor karet alam dari Indonesia, rupanya ada karet alam asal Kalimantan yang dijual secara ilegal ke Serawak, Malaysia. Sehingga diakui sebagai produksi Malaysia. Jumlahnya sekitar 80.000 ton - 100.000 ton per bulan.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo belum lama ini menyatakan kenaikan harga karet alam dunia sangat dipengaruhi oleh adanya ketersediaan pasokan dan tingginya permintaan dunia. Tingginya permintaan ini juga disebabkan karena pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan beberapa negara maju, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di China dan India. "

Ia juga membenarkan selama ini ada karet alam asal Kalimantan yang diselundupkan ke Sarawak, Malaysia. Bahkan, Suharto menceritakan di Sarawak ada tiga pabrik pengolahan karet alam. Dari ketiga pabrik itu, sekitar 40% menggunakan bahan baku yang berasal dari Kalimantan Barat.

Tahun ini awalnya produksi karet alam di Indonesia diperkirakan akan mencapai 2,85 juta ton, lebih besar ketimbang produksi karet tahun 2009 yang sebesar 2,4 juta ton. Sayangnya, kondisi cuaca yang tidak mendukung bagi tanaman karet membuat target produksi karet ini pesimis bisa tercapai. Sementara itu, hingga September 2010 ini ekspor karet alam Indonesia tercatat sebesar 1,8 juta ton. "Jika cuaca mendukung, ekspor karet Indonesia tahun ini bisa mencapai 2,4 juta ton," katanya.

Meski harga karet alam dunia masih berpeluang naik, tapi Azis bilang kenaikan harga ini tidak akan banyak berpengaruh pada harga karet di dalam negeri. Pasalnya, Indonesia bisa memproduksi karet alam sendiri, dan saat ini produsen ban sudah banyak yang menyiapkan stok karetnya.

Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan harga karet alam di pasar spot Palembang ada di level Rp 41.262 per kg. Harga ini sudah naik 56,27% ketimbang harga karet pada awal tahun lalu yang sebesar Rp 26.404 per kg. Pada awal November lalu harga karet alam di Bappebti ada si level Rp 35.128 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×