kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Kebutuhan Pokok Naik, Pedagang Minta Pemerintah Perbaiki Tata Niaga


Rabu, 01 Juni 2022 / 20:55 WIB
Harga Kebutuhan Pokok Naik, Pedagang Minta Pemerintah Perbaiki Tata Niaga
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan pokok di PD Pasar Djaya, Jakarta, Senin (23/5/2022). Harga bahan pangan strategis terpantau mengalami kenaikan


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas pangan di pasaran kembali naik, meski sudah lewat sebulan paska lebaran.

Menggapi hal ini Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menilai, saat ini pemerintah belum memiliki tata niaga pangan yang jelas, terkhusus pada sembilan komoditas pangan pokok.

“Selain itu pemerintah juga tidak punya road map terkait pangan dalam negeri. Fakta yang sering dijumpai, selalu kondisi yang dinyatakan pemerintah dengan yang dilapangan tidak pernah sama,” kata dia pada Kontan.co.id, Rabu (1/6)

Tidak hanya itu dia menambahkan, antara kementrian dan lembaga terkait, sering didapati beberapa data yang tidak sama dan inkonsisten. Misalnya saja, data ketersediaan bahan pokok di Kementrian Pertanian dan Kementerian Perdagangan atau Badan Pangan Nasional yang kerap kali datanya tidak sama.

Baca Juga: Ekonom Meramal Laju Inflasi Mei 2022 Melandai

Menurut dia, pemerintah juga belum dapat menguasai distribusi dari hulu ke hilir terkait masalah pangan. Sehingga pemerintah tidak pernah memiliki data yang akurat terkait pangan.

“Seharusnya ada satu Kementerian atau lembaga yang memang fokus mengatur data pangan dalam negeri. Bagaimana produksinya, dan berapa banyak komoditas pangan yang tersalur, lalu kebutuhan pangan di masing masing daerah, jadi agar jelas,” tambahnya.

Maka dengan begitu pemerintah akan lebih mudak menstabilkan harga komoditas pangan. Karena memiliki data yang terkoneksi mulai dari jumlah komoditas pangan yang terproduksi atau terserap paska panen, lalu kebutahan pangan per daerah serta proses pendistribusianya.

Reynaldi melaporkan, hari ini harga cabai cabain di pasaran sudah mencapai harga Rp. 60.000 per kg. Atau bisa dikatakan dua kali lipat dari harga normal.

“Kami mendapati laporan khusus untuk cabai kita itu cabai merah kriting kita sudah diangka Rp. 62.000 sampai Rp. 63.000 per kg, cabai merah besar Rp. 68.000 sampai Rp. 69.000 per kg. Kemudian rawit merah kita sudah Rp. 78.000 per kg. Dan Rawit hijau di 62.000 per kg,” kata dia.

Tidak hanya itu, harga bawang – bawangan juga masih tinggi. Harga bawang merah mencapai Rp. 53.000 per kg, bawang putih Rp. 35.000 sampai Rp. 37.000 per kg. Kemudian daging ayam juga masih di angka Rp. 40.000 per kg serta telur juga cukup fluktuatif yaitu di angka Rp. 29.000 per kg.

Baca Juga: Stagflasi Mengancam, KSP : Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli

Menurutnya, jika melihat dari tren permintaan yang turun dan beberapa daerah juga sedang menyerap hasil panen cabai dan bawang, sudah seharusnya harga komoditas pangan ini stabil.

“Maka dari sekian banyak laporan yang sudah saya sampaikan barusan, jadi jelas bahwa pemerintah ga mampu untuk menyelesaikan persoalan pangan dalam negeri. Oleh karenanya kita mendorong pemerintah agar dapat memperbaiki tata niaga pangan dan road map pangan yang jelas,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×