Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) belum mematok tinggi penjualan alat beratnya di tahun ini. Harga komoditas yang belum pulih dan kondisi ekonomi global turut mempengaruhi proyeksi bisnis perseroan.
Sara Loebis, Corporate Secretary UNTR mengatakan untuk target penjualan alat berat tahun ini diperkirakan masih sama seperti tahun kemarin. "Proyeksi kami untuk tahun ini kurang lebih sama dengan tahun lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/3).
Baca Juga: Harga gas alam merosot makin dalam terseret penurunan harga minyak
Tahun lalu perusahaan menjual sebanyak 2.926 alat berat eskavator Komatsu dengan porsi 41% nya dari sektor pertambangan. Mengenai lemahnya pembiayaan multifinance terhadap alat berat, Sara mengatakan kondisi tersebut diakibatkan oleh kondisi pelemahan pasar alat berat saat ini.
Pelanggan alat berat UNTR, manajemen bilang memang mayoritas membeli alat melalui leasing company atau perusahaan pembiayaan. Untuk pasar di awal tahun sendiri, menurut manajemen juga belum tampak tren kenaikan.
Meski lini bisnis penjualan alat berat masih stagnan, UNTR tetap menggenjot bisnis layanan purna jual. Menurut Sara sepanjang customer tetap beroperasi, kebutuhan parts dan service UNTR tentu diharapkan tetap ada.
Baca Juga: Begini realisasi produksi mineral hingga awal Maret 2020 ini
Namun terhadap lini ini UNTR juga tak muluk-muluk menargetkan pertumbuhannya, mengingat ada kemungkinan customer juga berupaya seefisien mungkin dalam berbelanja. "Jadi kami belum memproyeksikan adanya pertumbuhan yang signifikan," kata Sara.
Untuk belanja modal di tahun ini, UNTR masih menganggarkan sesuai rencana di awal tahun lalu yakni sebanyak US$ 450 juta.
Sebagian besar US$ 300 juta dialokasikan untuk PT Pamapersada Nusantara sedangkan porsi untuk lini alat berat sebesar US$ 25 juta sampai US$ 30 juta.
Baca Juga: Dalam jangka panjang, efek corona diakui bisa menekan investasi di sektor tambang
Anggaran alat berat tersebut digunakan untuk biaya rutin perbaikan kantor, warehouse dan workshop. Terkait dampak virus korona, saat ini UNTR melihat belum ada indikasi terhadap suplai pabrikan, begitu pula terhadap kegiatan customer.
"Namun jika bahaya covid19 masih berlangsung lama, bisa saja memberi dampak," tutup Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News