kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga kopi luwak dibanderol sampai Rp 3 juta kg


Minggu, 12 Juli 2015 / 15:06 WIB
Harga kopi luwak dibanderol sampai Rp 3 juta kg


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

BANDUNG. Salah seorang pembudidaya luwak bernama Sugeng Pujiono asal Lembang, Bandung, Jawa Barat menuturkan telah empat tahun membudidayakan luwak dan menghasilkan kopi luwak. Pemilik Kopi Luwak Cikole ini mengatakan produksi kopi luwak memang sangat terbatas karena mahalnya biaya pemeliharaan luwak dan sedikitnya hasil yang dikeluarkan luwak dari kotorannya.

Saat ini, Sugeng memiliki 110 ekor luwak di kandang miliknya. Dari jumlah tersebut, luwak hanya bisa menghasilkan sebanyak 50 kg biji kopi per bulannya. "Jumlah hasil kopinya memang tidak banyak karena kami juga memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan," ujar Sugeng saat dikunjungi di Lembang pekan lalu.

Sugeng menjelaskan, sebelum Kementerian Pertanian (Kemtan) akhirnya mengeluarkan peraturan menteri pertanian (Mentan) No.37 tahun 2015 tentang cara produksi kopi luwak dengan memperhatikan prinsip-prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan) ia telah lebih dahulu menerapkannya.

Ia bilang, dalam seminggu, ia hanya memberikan makanan kopi sebanyak dua kali kepada luwak. "Karena makanan utama luwak bukan kopi, tapi buah-buahan manis seperti pisang dan pepaya," imbunya.

Setiap kali memberikan kopi kepada luwak, Sugeng membatasinya hanya setelah kilogram per ekor dengan durasi dua kali seminggu. Sisanya, luwak diberi makanan ayam yang sudah digodok susu segar, telur dan buah-buahan.

Alhasil, dari memelihara luwak itu, Sugeng mendapatkan 50 kg kopi luwak per bulan dengan omzet sekitar Rp 150 juta per bulan. Ia menjual kopi luwak kepada para wisatawan mancanegara seharga Rp 3 juta per kg, yang datang ke tempatnya. "Jadi saya tidak ekspor, mereka yang membeli ke sini," tegasnya.

Berdasarkan data dari International Coffee Organization, produsen kopi dunia tahun 2014, Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara terbesar produsen kopi di dunia dengan 540.000 kg atau menyumbangkan 6% produksi kopi dunia.

Sementara di posisi pertama masih Brazil sebesar 2.720.520 kg (32%), Vietnam 1.650.000 kg (19%), Colombia 750.000 kg (9%), Ethiopia 397.500 kg (5%) dan negara-negara lain 2.499.780 kg (29%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×