kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Harga Kopi Sentuh Rekor Tertinggi 50 Tahun, Konsumen Bakal Merogoh Kocek Lebih Dalam


Minggu, 15 Desember 2024 / 07:43 WIB
Harga Kopi Sentuh Rekor Tertinggi 50 Tahun, Konsumen Bakal Merogoh Kocek Lebih Dalam
ILUSTRASI. Petani memanen kopi Arabika di perladangan kawasan lereng Gunung Sindoro, Desa Kwadungan, Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (1/7/2024). Bulan Juni - Juli merupakan musim panen raya kopi Arabika Sindoro, dan tahun ini harga kopi Arabika berkisar Rp13.500 - Rp15.000 per kilogram biji kopi basah di tingkat petani. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.


Sumber: ABC News,BBC | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA- Harga kopi dunia mencatat rekor tertinggi dalam hampir lima dekade terakhir akibat musim tanam yang sulit di beberapa wilayah produsen utama.  

Di Brasil, sebagai produsen kopi terbesar dunia yang memasok sekitar 39% kebutuhan global, kekeringan parah diikuti curah hujan tinggi menyebabkan gangguan pada produksi. Harga kopi Arabika mentah melonjak hingga US$ 3,44 per pon pada pekan ini.

Harga ini melewati rekor sebelumnya sebesar US$ 3,35/pon yang tercatat pada 1977. Sebagai gambaran 1 pon sama dengan 0,45 kg sehingga dengan harga US$ 3,44 per pon setara US$ 7,58 / kilogram.  

Dengan kurs rupiah per dollar AS sebesar Rp 16.000 artinya harga kopi di pasar dunia saat ini mencapai Rp 121.280/ kilogram.

Baca Juga: Siap-siap Rogoh Kocek Lebih Dalam! Pajak Progresif Kendaraan Naik mulai Januari 2025

Kenaikan harga kopi global yang mencapai lebih dari 83% sepanjang tahun 2024 memicu kekhawatiran atas hasil panen tahun depan. Perusahaan perdagangan kopi Volcafe bahkan memangkas proyeksi produksi untuk musim 2025-2026 sebanyak 25% menjadi 34,4 juta kantong kopi Arabika.  

Tak hanya Brasil, Vietnam, produsen kopi terbesar kedua dunia, juga menghadapi kendala serupa. Kekeringan di awal musim panas melumpuhkan sebagian besar hasil panennya. Meski demikian, investasi besar-besaran dilakukan untuk memulihkan produksi.  

"Petani di Vietnam memilih menahan stok kopi mereka, berharap harga akan terus naik," ujar laporan dari USDA Foreign Agriculture Service.  

Baca Juga: Dua Sentimen Ini yang Poles Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Senin (21/10)

Dampak ke Konsumen  

Lonjakan harga kopi mulai dirasakan oleh konsumen. Para produsen besar, seperti Nestlé dan Lavazza, yang sebelumnya menyerap kenaikan biaya bahan baku, kini berada di ambang menaikkan harga.  

"Perusahaan seperti Nestlé dan Douwe Egberts mungkin akan menaikkan harga di supermarket pada kuartal pertama 2025," kata Vinh Nguyen, CEO Tuan Loc Commodities.  

Lavazza, produsen kopi asal Italia, menyatakan telah berupaya keras mempertahankan harga agar tetap terjangkau, tetapi lonjakan biaya bahan baku akhirnya memaksa mereka melakukan penyesuaian.  

"Kualitas tetap menjadi prioritas utama kami. Namun, tingginya biaya memaksa kami untuk menyesuaikan harga," ungkap juru bicara Lavazza.  

Selain masalah cuaca ekstrem, popularitas kopi yang terus meningkat, terutama di China, turut memperburuk krisis pasokan. Konsumsi kopi di negara tersebut lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir akibat perubahan gaya hidup dan tekanan pekerjaan.  

Baca Juga: Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi karena Pelemahan Dolar dan Ketegangan Timur Tengah

"Permintaan tetap tinggi, sementara stok yang dimiliki produsen dan roaster berada di level terendah," kata Fernanda Okada, analis harga kopi di S&P Global Commodity Insights.  

Para ahli memperkirakan tren kenaikan harga kopi akan berlangsung selama beberapa tahun ke depan, hingga pasokan kembali stabil. David Oxley, ekonom di Capital Economics, menambahkan, "Harga kopi hanya akan turun jika produksi membaik dan stok terisi kembali, tetapi proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun."  

Dengan harga kopi Arabika menyentuh puncak tertinggi dalam 50 tahun, para penikmat kopi harus bersiap menghadapi kenaikan harga pada 2025. Tidak hanya itu, ukuran kemasan juga diprediksi akan diperkecil untuk mengimbangi tingginya biaya produksi.  

Bagi banyak orang, secangkir kopi mungkin akan menjadi lebih mahal, namun tetap menjadi bagian tak tergantikan dari ritual pagi mereka.  

Selanjutnya: Begini Prediksi Arah IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (16/12)

Menarik Dibaca: Ini Ide Topik Chat saat PDKT, Dijamin Obrolan jadi Ngalir!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×