kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,42   4,11   0.45%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Lelang Gula Petani di PTPN Merangkak Naik


Selasa, 13 Juli 2010 / 09:56 WIB
Harga Lelang Gula Petani di PTPN Merangkak Naik


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Tipisnya suplai gula di pasar internasional yang berdampak pada terkereknya harga gula dunia nyatanya berimbas ke Indonesia.

Harga lelang gula petani di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mulai merangkak naik mendekati Rp 9000 per kg pada hari Senin (12/7) kemarin. Pekan sebelumnya harga lelang masih berada dibawah harga Rp. 8000 per kg. Lelang gula sebanyak 9.530 ton gula dari binaan PTPN XI tersebut dimenangkan oleh PT Akar Djaja dari Surabaya.

Detail harga lelang yang dilakukan di PTPN XI di Surabaya tersebut berikut; harga lelang gula sebanyak 5.730 ton dari pabrik gula (PG) wilayah Pasuruan ke timur dilepas dengan harga sebesar Rp. 8.975. Gula dari PG wilayah Madiun dan sekitarnya sebanyak 3.800 ton dilelang seharga Rp. 8.925 per kg.

Padahal, harga gula yang terbentuk pada lelang dua pekan sebelumnya di tempat sama mencapai Rp. 7.568 dan Rp. 7.602. “Kenaikan fantastis harga gula tampaknya dipicu kenaikan harga global,” kata Adig Suwandi, Sekretaris Perusahaan PTPN XI kepada KONTAN, Senin malam (12/7).

Menurut Adig, selain faktor harga gula global, kenaikan harga lelang gula petani terjadi karena adanya ada sentimen positif rencana pemerintah untuk menarik gula rafinasi yang telanjur masuk ke pasar eceran dan diperdagangkan sebagai gula konsumsi. “Gula rafinasi diharapkan dikembalikan sesuai peruntukannya untuk bahan baku industri makanan/minuman,” kata Adig.

Asal tahu saja, masuknya gula rafinasi ke pasar eceran memang sempat membuat bergaia kalangan risau; baik itu produsen, petani tebu maupun PG. Pasalnya, gula rafinasi tersebut dipersepsikan menambah stok sehingga potensial membuat jatuhnya harga gula lokal. Ujung-ujungnya, terjadi kompetisi tidak sehat antara gula rafinasi, baik yang diimpor langsung maupun yang pengolahannya berasal dari raw sugar impor.

Faktor lain yang memicu naiknya harga gula adalah adanya dampak perubahan iklim pada proses produksi gula. Misalnya saja, musim yang tidak menentu membuat tingkat kemasakan tebu tertunda sehingga sebagian besar yang tergiling sekarang belum mencapai tingkat rendemen optimal (kurang dari 7%).

Kenaikan harga gula diharapkan mampu memotivasi petani untuk lebih serius dalam menerapkan praktek budidaya terbaik (best practices) dan perluasan areal budidaya. Bila jumlah dan kualitas tebu memadai, diharapkan tidak lagi terjadi persaingan antar-PG yang cenderung liar dalam mendapatkan tebu seperti yang terjadi sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×