Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Jatuhnya harga minyak dunia membuat program industri pengembangan biodiesel terkendala.
Pasalnya, harga minyak dunia lebih rendah ketimbang harga biodiesel.
Karena itu membawa kekhawatiran bagi pelaku industri biodiesel di Tanah Air.
Kendati begitu, pelemahan harga minyak dunia ini diyakini tidak berlangsung lama dan itu menjadi optimisme bagi industri biodiesel untuk terus beroperasi.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) Paulus Tjakrawan mengatakan anggotanya masih terus bekerja dan sejumlah anggota masih terus membangun pabrik biofuels.
Ia tidak menepis adanya kekhawatiran terkait anjloknya harga minyak mentah dunia.
"Kekhawatiran tentu ada, yang kami anggap sebagai tantangan," ujar Paulus kepada KONTAN, Selasa (19/1).
Ia mengatakan pihaknya juga tidak tinggal diam dan tengah membicarakan langkah-langkah mengantisipasinya.
Menurutnya, ada banyak pilihan yang akan dibicarakan, tapi ia enggan membocorkannya karena masih belum mengambil keputusan.
Namun yang pasti, menurutnyak, perlu adanya dana cadangan untuk mendukung industri biofuels yang lebih besar.
Dan hal itu merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah.
Paulus memastikan industri biodiesel selalu menjanjikan produsen tetap berjalan seperti biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News