kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.280   -4,00   -0,02%
  • IDX 7.171   53,08   0,75%
  • KOMPAS100 1.045   10,19   0,98%
  • LQ45 803   7,75   0,97%
  • ISSI 232   1,79   0,78%
  • IDX30 417   2,51   0,61%
  • IDXHIDIV20 488   3,26   0,67%
  • IDX80 117   0,97   0,84%
  • IDXV30 120   0,16   0,14%
  • IDXQ30 134   0,81   0,61%

Harga Minyak Naik Imbas Perang Israel-Iran, Beban RI sebagai Importir Kian Berat


Selasa, 17 Juni 2025 / 06:26 WIB
Harga Minyak Naik Imbas Perang Israel-Iran, Beban RI sebagai Importir Kian Berat
ILUSTRASI. Sejumlah pengendara sepeda motor antre untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Majapahit, Mataram, NTB, Selasa (6/5/2025).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah global akibat memanasnya konflik antara Iran dan Israel menambah beban bagi Indonesia yang masih berstatus sebagai negara net importir minyak mentah.

Mengutip Reuters, Senin (16/6), harga minyak mentah melonjak di awal perdagangan Asia. Minyak mentah Brent naik 2,3% ke level US$ 75,93 per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$ 1,62 atau 2,2% menjadi US$ 74,60 per barel.

Di tengah situasi ini, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo), Fathul Nugroho, menekankan pentingnya Indonesia mempercepat target swasembada energi yang menjadi salah satu agenda Presiden Prabowo Subianto. 

Baca Juga: Harga Minyak Naik Terdorong Sanksi Baru Iran dan Penurunan Stok AS

Salah satu upaya utama adalah dengan meningkatkan lifting minyak nasional. 

"Kondisi ini justru harus menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat agenda swasembada energi," ujar Fathul kepada *KONTAN*, kemarin.

Saat ini, Indonesia masih mengimpor sekitar 813.000 barel minyak per hari. Lonjakan harga minyak dunia dipastikan berdampak pada neraca perdagangan migas dan akan menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

Dalam APBN 2025, asumsi harga Indonesian Crude Price (ICP) hanya sebesar US$ 82 per barel. Sementara harga pasar kini bergerak ke kisaran US$ 88–US$ 90 per barel.

"Setiap kenaikan US$ 1 pada ICP dapat menambah beban subsidi dan kompensasi hingga Rp 1,5 triliun per tahun," jelas Fathul.

Baca Juga: Harga Minyak Meroket Akibat Perang Israel-Iran, RI Genjot Produksi

Sementara itu, ekonom dan pakar kebijakan publik Achmad Nur Hidayat menilai, dampak kenaikan harga minyak bukan sekadar angka di pasar global. 

"Kenaikan ini akan meningkatkan biaya produksi hampir di semua sektor industri, termasuk transportasi, dan pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa yang akan menekan daya beli masyarakat," jelasnya.

Selanjutnya: ETF Emas Masih Digodok, Investor Perlu Mencermati Sejumlah Sentimen

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Serba Gratis 16-30 Juni 2025, Rinso Cair-Rapika Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×