Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami penurunan kinerja yang tercatat dalam laporan keuangan semester pertama 2020.
Bila ditelusuri, penjualan dan pendapatan usaha MEDC lainnya turun 11,33% (yoy) dari US$ 596,88 juta di semester I-2019 menjadi US$ 551,76 juta di semester I-2020. Mayoritas pendapatan MEDC masih berasal dari bisnis penjualan migas sebesar US$ 470,68 juta. Kemudian diikuti oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sebesar US$ 79,31 juta serta pendapatan dari jasa sebesar US$ 1,77 juta.
Roberto Lorato, Direktur Meco Energi Internasional mengatakan, penurunan kebutuhan energi akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan harga minyak dunia di kuartal kedua terkoreksi hingga di bawah US$ 30 per barel dan memangkas permintaan gas ke level minimum.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, MEDC menerapkan protokol keselamatan dan kesehatan di tempat kerja untuk melindungi pekerja dan menjaga keberlangsungan usaha. “Perusahaan juga mengurangi pengeluaran sebesar US$ 200 juta dan merevisi panduan produksi di tahun 2020 menjadi 100 mboed-105 mboed,” kata Roberto Lorato dalam siaran pers di situs Medco Energi Internasional, Sabtu (3/10).
Baca Juga: Right issue jadi katalis positif, analis rekomendasikan beli saham MEDC
Sedangkan untuk mengantisipasi masa depan yang lebih baik, MEDC akan terus berinvestasi di segmen migas terutama dalam eksplorasi dan proyek lain yang memberikan nilai tambah. Adapun di bidang ketenagalistrikan, anak usaha MEDC yaitu Medco Power tengah menyelesaikan proyek CCGPP Riau berkapasitas 275 megawatt (MW).
Berikut ini adalah rangkuman ikhtisar keuangan MEDC di semester I-2020:
1. Menyelesaikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang oversubscribed sebesar 43% senilai Rp 1,78 triliun atau US$ 120 juta dengan partisipasi 98% pemegang saham.
2. EBITDA MEDC di semester I-2020 turun 5% (yoy) menjadi US$ 305 juta. Efisiensi biaya dan sinergi dari integrasi Ophir mampu mengurangi biaya overhead sebesar US$ 17 juta, sehingga mempertahankan EBITDA untuk tetap stabil meski terjadi penurunan permintaan energi dan turunnya realisasi harga minyak sebesar 39% atau US$ 38,7 per barel di semester I-2020, dibandingkan dengan harga di semester I-2019 sebesar US$ 63,6 per barel.
3. MEDC membukukan rugi bersih di semester I-2020 sebesar US$ 96 juta. Keuntungan dari segmen minyak dan gas serta ketenagalistrikan mampu mengimbangi kerugian di bisnis pertambangan melalui PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), impairment keuangan akibat harga minyak, dan kerugian pada operasi yang dihentikan.
4. Likuiditas MEDC tetap kuat dengan posisi kas dan setara kas sebesar US$ 695 juta per 30 Juni 2020 atau naik dari posisi US$ 595 juta pada akhir tahun lalu.
5. MEDC telah melakukan lindung nilai sebesar 7,5% dari produksi 2020 hingga 2021 dengan rata-rata harga di level US$ 48 per barel dan US$ 42 per barel untuk memberikan perlindungan terhadap permintaan energi yang lebih rendah.
6. Pada Juni 2020, MEDC menandatangi perjanjian dengan SKK Migas untuk beberapa production sharing contract (PSC) di Indonesia guna menjaga agar pendapatan perusahaan dari produksi gas tidak berubah. Hal ini mengacu pada penyesuaian harga gas konsumen sesuai Keputusan Menteri No. 89K/2020 dan No. 91K/2020.
7. Belanja modal MEDC di semester I-2020 sebesar US$ 178 juta. Angka ini terdiri dari US$ 120 juta pada bisnis migas untuk penyelesaian proyek Meliwis di Jawa Timur pada bulan Juli, pengeboran eksplorasi yang berhasil di South Natuna, dan US$ 58 juta pada Medco Power untuk pembangunan Riau CCGPP serta pengeboran eksplorasi panas bumi Ijen.
8. Pada kuartal I-2020, MEDC melakukan tender offer untuk obligasi 144A/Reg S Senior Notes sebesar US$ 400 juta dan pada bulan Agustus melaksanakan call option atas sisa utang.
9. Utang bruto MEDC tercatat sebesar US$ 2,7 miliar atau turun 8% (yoy) di semester I-2020 dengan utang bersih sebesar US$ 2.074 juta atau turun 5% (yoy). Rasio utang bersih terhadap EBITDA pada akhir semester I-2020 tercatat sebesar 3,7 kali. MEDC akan mempertahankan target leverage 3 kali dan akan terus mengurangi utang dengan ekspektasi bahwa harga komoditas akan pulih kembali dalam waktu dekat.
Baca Juga: Akibat pandemi, Medco Energi (MEDC) masih sulit memproyeksikan harga minyak