Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melihat, naiknya harga nikel saat ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja INCO di tahun ini.
"Dampak kenaikan harga nikel tentu saja positif bagi perusahaan. Harga nikel London Metal Exchange (LME) bahkan sempat menyentuh US$ 22.000 per ton, yang akan berdampak positif pada penjualan perusahaan," kata Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto kepada Kontan.co.id, Kamis (13/1).
Bernardus mengatakan, penjualan rata-rata nikel Vale Indonesia berada di angka US$ 15.000 per ton pada kuartal keempat 2021.
Baca Juga: Pemerintah Mengkaji Pajak Ekspor Sejumlah Produk Nikel, Begini Tanggapan Pelaku Usaha
Kendati harga komoditas nikel terus menanjak, target produksi INCO di 2022 tidak ikut naik. Bernardus mengatakan, volume produksi di tahun ini hampir sama dengan 2021. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, target volume produksi INCO di 2021 sebesar 65.000 ton.
Produksi INCO tahun ini masih akan terganggu karena perawatan atau pemeliharaan mesin di pabrik pengolahan. "Jadwal pemeliharaan alat tidak akan berubah. Kami tidak akan mengkompromikan keselamatan operasional," tegasnya.
Selai itu, pada tahun ini, pihaknya juga akan menyelesaikan proyek F4 rebuild yang sudah dimulai pada Desember 2021 sampai dengan Mei 2022. "Produksi akan terdampak karena satu furnace tidak akan beroperasi selama empat bulan," kata Bernardus.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Anggarkan Belanja Modal US$ 120 juta di Tahun 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News